ISLAMABAD – Guna memperkuat upaya melawan penyebaran COVID-19 yang mengkhawatirkan di dalam negeri, Bangladesh merencanakan perjanjian produksi bersama vaksin COVID-19 dengan China, demikian menurut Menteri Luar Negeri Bangladesh AK Abdul Momen seperti dikutip harian Pakistan , Negara.
Perjanjian tersebut akan segera ditandatangani dan produksi bersama akan dilakukan dalam beberapa pekan mendatang, kata menteri luar negeri itu dalam sebuah laporan baru-baru ini. Sebelumnya pada Selasa (10/8), konselor di Kedutaan Besar China di Dhaka, Yan Hualong, juga dikonfirmasi dalam sebuah unggahan di Facebook tentang rencana kerja sama antara kedua negara tersebut.
“Kami akan segera mulai memproduksi vaksin bersama,” kata Yan. Kementerian Kesehatan Bangladesh juga mengonfirmasi bahwa 1,7 juta vaksin Sinopharm China, melalui fasilitas COVAX Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), telah tiba di Dhaka.
Pada Rabu (11/8), Menteri Keuangan Bangladesh AHM Mustafa Kamal mengatakan kepada media bahwa pemerintah membutuhkan sekitar 276 juta dosis vaksin untuk mencapai targetnya memvaksinasi lebih dari 138 juta orang.
Bangladesh sejauh ini baru memvaksinasi lengkap 5 juta orang, sementara 15 juta orang telah menerima dosis pertama dari dua kali vaksin yang diperlukan, papar surat kabar itu. Bangladesh mencatat 1,4 juta kasus COVID-19 dengan lebih dari 23.000 kematian dan lebih dari 1,2 juta kesembuhan. [Xinhua]