BRUSSEL – Badan obat-obatan Uni Eropa (UE) pada Senin (4/10) menyetujui dosis booster vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech untuk semua orang berusia 18 tahun ke atas.
Badan Obat-obatan Eropa (EMA) yang berbasis di Amsterdam mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa data untuk vaksin Pfizer/BioNTech menunjukkan peningkatan kadar antibodi ketika suntikan booster diberikan sekitar 6 bulan setelah dosis kedua pada orang berusia 18 hingga 55 tahun.
Badan tersebut merekomendasikan bahwa dosis booster “dapat dipertimbangkan setidaknya 6 bulan setelah dosis kedua untuk orang berusia 18 tahun ke atas.” Sementara itu, EMA juga merekomendasikan dosis ekstra vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna untuk mereka yang memiliki sistem kekebalan yang sangat lemah.
EMA mengatakan bahwa pihaknya memberikan lampu hijau setelah penelitian menunjukkan bahwa dosis ekstra dari vaksin-vaksin tersebut meningkatkan kemampuan pasien transplantasi organ dengan sistem kekebalan yang sangat lemah untuk menghasilkan antibodi terhadap virus yang menyebabkan COVID-19.
Dosis ekstra itu dapat diberikan kepada mereka yang kekebalannya sangat lemah setidaknya 28 hari setelah menerima dosis kedua, ungkap EMA.
“Kendati tidak ada bukti langsung bahwa kemampuan untuk memproduksi antibodi pada pasien ini dapat melindungi (mereka) dari COVID-19, diharapkan dosis ekstra ini akan meningkatkan perlindungan setidaknya pada beberapa pasien,” katanya, seraya menambahkan bahwa pihaknya akan terus memantau setiap data baru mengenai efektivitasnya.
Badan UE tersebut juga menambahkan: “Risiko kondisi peradangan jantung atau efek samping yang sangat langka lainnya setelah (pemberian) booster belum diketahui dan sedang dipantau dengan cermat.” EMA menambahkan bahwa negara-negara anggota akan mengambil keputusan terkait vaksin booster. [Xinhua]