Para peneliti Australia telah menemukan cara untuk enkapsulasi vaksin virus hidup dalam kerangka logam organik (Metal Organic Framework/MOF), melindungi keutuhannya hingga 12 pekan pada suhu sampai setinggi 37 derajat Celsius.
CANBERRA, Para peneliti dari lembaga ilmu pengetahuan nasional Australia telah mengembangkan sebuah teknologi yang dapat menghilangkan kebutuhan untuk mendinginkan vaksin.
Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan pada Selasa (22/2), tim dari Organisasi Penelitian Ilmiah dan Industri Persemakmuran (Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization/CSIRO) menemukan bahwa enkapsulasi vaksin virus hidup dalam kerangka logam organik (Metal Organic Framework/MOF) melindungi keutuhannya hingga 12 pekan pada suhu sampai setinggi 37 derajat Celsius.
Tanpa pendingin atau MOF, vaksin hanya akan bertahan beberapa hari.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa setiap tahun sedikitnya 50 persen vaksin terbuang di seluruh dunia karena tantangan dalam pengirimannya di lingkungan yang terkontrol suhu, menurut CSIRO.
Daniel Layton, seorang ahli imunologi CSIRO, mengatakan terobosan tersebut berpotensi untuk memungkinkan akses vaksin yang lebih terjangkau dan merata di seluruh dunia.
“Vaksinasi tidak diragukan lagi merupakan salah satu intervensi medis yang paling efektif, menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahun. Namun, pengiriman vaksin, terutama ke negara-negara berkembang, menjadi tantangan karena mereka kerap kekurangan rantai pasokan penyimpanan dingin yang diperlukan untuk menjaga vaksin tetap layak,” katanya dalam sebuah rilis media.
![](https://www.wartabuana.com/wp-content/uploads/2022/02/view-apDgPR.jpeg)
MOF, sebuah material kristal yang dapat larut, secara efektif melindungi molekul vaksin dari tekanan panas, ungkap para peneliti CSIRO.
Tim itu kemudian mengembangkan solusi yang dapat melarutkan MOF.
“MOF bekerja mirip dengan perancah yang mungkin Anda letakkan di sekitar rumah Anda, setelah Anda melepas perancah tersebut, rumah Anda akan tetap ada, itulah yang terjadi ketika kami melarutkan MOF dalam vaksin,” terang ilmuwan senior CSIRO Cara Doherty.
Mereka selanjutnya akan fokus pada tes pendekatan untuk vaksin termasuk vaksin mRNA COVID-19.
Ruhani Singh, penulis penelitian tersebut, menuturkan teknologinya hemat biaya dan terukur.
“Ada dua pendekatan umum untuk melindungi vaksin dari panas. Anda dapat memodifikasi vaksin, yang rumit dan melelahkan dan pada suhu tinggi mungkin hanya bertahan kurang dari sepekan, atau Anda dapat menggunakan agen penstabil lain yang menimbulkan tantangan termasuk bagaimana meningkatkan solusi itu secara realistis,” ujarnya.
“Pendekatan pertama di dunia untuk menstabilkan vaksin dengan MOF ini sederhana, cepat, dan terukur karena hanya membutuhkan satu langkah,” sebut Singh.
Tim tersebut diharapkan akan terus mengembangkan penelitian ini dan mencari kemitraan dengan perusahaan kesehatan hewan dan manusia untuk mengomersialkan penelitian mereka, imbuh CSIRO. [Xinhua]