CANBERRA – Pemerintah Australia didesak agar meluncurkan kampanye kesehatan untuk mengatasi keraguan vaksinasi COVID-19 di kalangan masyarakat yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa beragam.
Layanan Masyarakat Multikultural Australia (Australian Multicultural Community Services/AMCS) baru-baru ini memperingatkan bahwa Australia akan kesulitan mencapai tingkat kekebalan COVID-19 yang diinginkan tanpa kampanye terkoordinasi yang ditujukan pada berbagai komunitas.
“Sejauh ini, belum ada komunikasi yang memadai melalui sumber-sumber tepercaya dari pemerintah,” kata Kepala Eksekutif AMCS Elizabeth Drozd kepada News Corp Australia.
Dikatakan Drozd bahwa warga Australia berusia lebih tua dengan latar belakang non-bahasa Inggris cenderung dipengaruhi oleh saran dari pemimpin masyarakat dan dokter mereka daripada kampanye di internet.
“Kalangan lanjut usia bergantung pada teman-teman dan jaringan pendukung untuk mendapatkan informasi, dan dokter umum juga sering kali menjadi sumber kepercayaan dan nasihat medis yang dapat diandalkan,” katanya.
“Kemudian ada soal pemuka agama dan kepercayaan yang dapat berperan sangat positif jika mereka menyampaikan pesan yang benar, dan sebaliknya jika tidak.”
Survei yang dilakukan oleh tim peneliti Australian National University (ANU) pada Mei lalu menemukan bahwa sekitar 44,8 persen orang dari komunitas multikultural yang tidak berbahasa Inggris mengatakan mereka pasti akan mendapatkan vaksin yang “aman dan efektif.”
“Ada kebutuhan nyata dari perspektif kebijakan untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan konsisten dan peka terhadap kekhawatiran komunitas-komunitas ini,” kata penulis utama laporan, Nicholas Biddle.
Hingga Selasa (22/6) sore, Australia mencatatkan 30.366 kasus terkonfirmasi COVID-19, dan jumlah kasus yang ditularkan secara lokal dan kasus impor dalam 24 jam terakhir masing-masing tercatat lima dan empat kasus, dengan satu kasus tambahan dalam penyelidikan, menurut angka yang diperbarui Departemen Kesehatan pada Selasa malam. [Xinhua]