BEIJING – Alat penjernih udara (air purifier) yang sempat menjadi kebutuhan wajib bagi banyak warga perkotaan di China berangsur-angsur kurang diminati dalam beberapa tahun terakhir. Perubahan ini terjadi berkat peningkatan kualitas udara sebagai hasil dari langkah-langkah perlindungan lingkungan yang efektif.
Seorang warga Beijing, bermarga Cao, mengalami dilema setelah pindah rumah, karena dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan dua air purifier yang dia beli beberapa tahun lalu. Kedua alat tersebut saat ini teronggok di sudut rumahnya.
Air purifier meraih popularitas di pasar China beberapa tahun yang lalu. Alat itu bahkan menjadi kebutuhan bagi banyak rumah.
“Popularitas alat penjernih udara berhubungan erat dengan kabut asap yang sering terjadi dan kualitas udara yang buruk,” kata Cheng Baoping, manajer penjualan Yadu Technology Group Co., Ltd., salah satu produsen air purifier di China.
Cheng ingat bahwa sekitar 20 tahun yang lalu alat penjernih udara tidak populer sama sekali. Guna meningkatkan penjualan, pihak perusahaan bahkan mengizinkan pelanggan untuk mencoba mesin-mesin itu secara gratis, tetapi strategi pemasaran ini tidak terlalu berhasil.
Pada tahun 2010-an, penjualan air purifier mulai meningkat seiring dengan kekhawatiran masyarakat terhadap kualitas udara karena polusi udara yang semakin memburuk di beberapa tempat.
Industri air purifier di China mulai melonjak sejak 2013, dan mencapai puncaknya pada 2017 dengan 7,25 juta mesin terjual dan penjualan tahunan mencapai 16,2 miliar yuan (1 yuan = Rp2.167) atau sekitar 2,4 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.464), menurut laporan industri yang dirilis oleh lembaga riset industri Zhongshang yang berbasis di Shenzhen.
Industri tersebut kemudian terus menurun dan skala penjualan pada 2021 menyusut menjadi 6,5 miliar yuan, sementara pengiriman tahunan hanya sekitar separuh dari tahun 2017, kata laporan itu.
Pada 2018, China meluncurkan kampanye melawan polusi dan membuat sejumlah target khusus untuk 2020. Pada akhir 2020, China berhasil mencapai target-target tersebut lebih awal.
Lingkungan di China terus membaik tahun lalu. Persentase hari dengan kualitas udara yang baik adalah 87,5 persen di kota-kota setingkat dan di atas tingkat prefektur pada 2021, naik 0,5 poin persentase secara tahunan (year on year/yoy), menurut sebuah laporan resmi.
Konsentrasi rata-rata partikel udara berbahaya PM2,5 tercatat 30 mikrogram per meter kubik, turun 9,1 persen (yoy), menurut laporan itu.
Pada 2025, emisi karbon dioksida per unit Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu akan berkurang sebesar 18 persen dari level pada 2020, menurut surat edaran yang dikeluarkan bersama oleh Komite Sentral Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) dan Dewan Negara China pada 2021.
Di kota-kota setingkat atau di atas tingkat prefektur, intensitas PM2,5 akan berkurang 10 persen, proporsi hari dengan kualitas udara yang baik akan mencapai 87,5 persen selama periode tersebut, menurut surat edaran itu.
Peningkatan kualitas udara juga memaksa produsen air purifier tersebut untuk meningkatkan fungsi mesin mereka. “Industri air purifier harus memenuhi permintaan konsumen akan kesehatan dan ramah lingkungan di masa depan,” tutur Cheng. [Xinhua]