JOHANNESBURG – Afrika Selatan mulai memproduksi alat uji cepat polymerase chain reaction (PCR) COVID-19 untuk menghentikan ketergantungan pada impor serta meningkatkan daya saing negara itu, kata Menteri Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Inovasi Afrika Selatan Blade Nzimande pada Sabtu (14/8).
Dia mengatakan bahwa CapeBio, sebuah perusahaan bioteknologi setempat, mulai memproduksi alat uji PCR dengan Dewan Penelitian Ilmiah dan Industri (Council for Scientific and Industrial Research/CSIR). Ini akan mempermudah Afrika Selatan dan benua Afrika untuk mendapatkan dengan cepat alat uji tersebut, yang sebelumnya diimpor.
“Perkembangan terbaru ini merupakan bagian dari upaya bersama departemen itu dan para mitranya untuk membangun kemampuan lokal dalam merespons virus-virus seperti COVID-19,” jelas Nzimande. “Memastikan bahwa diagnostik dan vaksin diproduksi secara lokal berarti Afrika Selatan tidak perlu bergantung pada impor produk penyelamat jiwa dari luar negeri. Ini sangat penting, karena pandemi COVID-19 telah menunjukkan betapa sulitnya bagi negara berkembang untuk bersaing dengan negara-negara yang lebih kaya dalam mengakses produk semacam ini.”
CEO CapeBio Daniel Ndima mengatakan mereka gembira alat uji tersebut telah disetujui oleh Otoritas Regulator Produk Kesehatan Afrika Selatan (South African Health Products Regulatory Authority/SAHPRA).
“Ini adalah pencapaian luar biasa dalam respons nasional terhadap pandemi dan tonggak penting bagi negeri kami. Kami akan dapat membantu negara sendiri dan juga Afrika dengan mengurangi ketergantungan pada impor yang biasanya diasosiasikan dengan biaya tinggi dan waktu tunggu yang lama,” kata Ndima. Dia menambahkan bahwa mereka telah memulai produksi alat uji berskala industri dan batch pertama akan tersedia untuk pasar lokal sebelum akhir bulan ini. Nantinya mereka akan memproduksi 5.000 alat uji per hari dengan setiap alat uji disediakan untuk 1.000 tes. [Xinhua]