WASHINGTON – Sebuah studi baru dari Institut Kesehatan Nasional (National Institutes of Health/NIH) Amerika Serikat (AS) menunjukkan prevalensi COVID-19 di AS selama musim semi dan musim panas 2020 jauh melampaui jumlah kasus yang diketahui, dan infeksi itu memengaruhi AS secara tidak merata.
Tim peneliti NIH memperkirakan terdapat 4,8 kasus yang tidak terdiagnosis untuk setiap kasus COVID-19 yang didiagnosis dalam jangka waktu ini, mewakili tambahan 16,8 juta kasus pada Juli saja, menurut penelitian yang diterbitkan pada Selasa (22/6).
Tim merekrut 240.000 lebih sukarelawan dari seluruh negeri, kemudian menyeleksi 8.058 individu dari kelompok tersebut melalui pengambilan sampel kuota untuk memastikan bahwa kelompok studi mereka mewakili populasi AS.
Para peneliti menemukan bahwa 304 dari sekitar 8.000 sampel darah teruji seropositif, yang artinya mengandung antibodi terhadap virus SARS-CoV-2.
Analisis ini memberikan wawasan tentang penyebaran tak terdeteksi virus tersebut dan kerentanan subkelompok terhadap infeksi yang tidak terdiagnosis, kata NIH dalam sebuah pernyataan.
“Informasi ini akan sangat berharga di saat kami menilai langkah-langkah kesehatan masyarakat terbaik yang diperlukan untuk menjaga agar semua orang tetap aman, karena varian-varian baru dan bahkan lebih menular bermunculan, dan respons antibodi vaksin berubah seiring waktu,” kata Direktur National Institute of Biomedical Imaging and Bioengineering AS Bruce Tromberg. [Xinhua]