WASHINGTON – Warga kulit hitam mencakup lebih dari 80 persen kasus virus corona yang dilaporkan di Washington DC dalam beberapa hari terakhir, dibandingkan dengan 46 persen pada akhir tahun lalu, demikian dilaporkan The Washington Post pada Rabu (26/5).
Persentase infeksi baru yang melibatkan warga kulit hitam melonjak tajam di Washington DC sejak sekitar pertengahan April, di saat vaksin COVID-19 tersedia secara luas untuk warga kota tersebut. Sementara itu, persentase kasus yang melibatkan warga kulit putih turun di bawah 10 persen, dibandingkan dengan 33 persen dari kasus pada Desember lalu.
“Ini menjadi masalah lain di mana virus yang sangat menular, yang secara tidak proporsional telah membuat sakit dan membunuh orang nonkulit putih sepanjang pandemi, kian memperburuk perpecahan ras yang dalam di negara ini,” kata Washington Post. “Tren serupa terlihat di wilayah lain negara ini, termasuk di Kentucky dan Tennessee.”
Populasi Washington DC terdiri dari sekitar 45 persen warga kulit hitam dan 42,5 persen warga kulit putih, menurut perkiraan Biro Sensus AS. Namun “Penduduk kulit putih secara signifikan lebih mungkin untuk mendapatkan vaksinasi, karena tingkat keraguan dan masalah akses yang lebih tinggi di kalangan penduduk kulit hitam Washington,” tambahnya.
Wali Kota Washington DC Muriel E. Bowser mengakui kesenjangan tersebut pada Selasa (25/5), seraya mendesak masyarakat yang belum divaksinasi untuk mendapatkan vaksinasi, “Anda menempatkan diri Anda pada risiko dan Anda menempatkan kota dalam risiko, karena jika virus ini meningkat kembali, di antara komunitas yang tidak divaksinasi, hal itu dapat meningkatkan jumlah infeksi (di kota kita) serta kembali melumpuhkan aktivitas kita, dan tidak satu pun dari kita menginginkan hal itu.”
Program vaksinasi COVID-19 AS telah meningkat dari nol menjadi 50 persen dalam waktu kurang dari enam bulan. Hingga Selasa sore, setengah dari orang dewasa di negara itu kini telah divaksinasi penuh untuk melawan COVID-19. [Xinhua]