YERUSALEM, 6 Maret (Xinhua) — Eyal Zamir (59) pada Rabu (5/3) mengambil alih jabatan sebagai kepala Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) ke-24, memperingatkan bahwa konflik multi-front Israel akan terus berlanjut dan bersumpah untuk menyerang musuh-musuhnya dengan “kekuatan yang luar biasa.”
Zamir mengambil alih jabatan barunya dalam sebuah upacara pergantian komando di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv, setelah pemerintah menyetujui penunjukannya pada 16 Februari.
Dia menggantikan Herzi Halevi, yang mengundurkan diri pada Januari setelah mengakui kegagalannya melindungi warga Israel dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023.
Zamir, mantan direktur jenderal Kementerian Pertahanan Israel, bergabung dengan militer pada 1985 dan menjadi komandan tank pada tahun berikutnya. Dia kemudian menjabat sebagai komandan Komando Selatan dan wakil kepala staf.
Dalam upacara tersebut, istri Zamir, beserta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dan Menteri Pertahanan Israel Katz, menyematkan tanda pangkat baru di pundak Zamir.
Netanyahu mengatakan misi utama Zamir adalah untuk mencapai tujuan “kemenangan mutlak” atas Hamas. “Kami berada di tengah-tengah kampanye yang berkepanjangan,” kata Netanyahu. “Seperti yang saya janjikan, kami telah mengubah wajah Timur Tengah, dan masih banyak lagi ke depannya.”
Netanyahu mengatakan bahwa Zamir merupakan bagian dari pergeseran kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan produksi amunisi dalam negeri guna mengurangi ketergantungan pada impor. Sejumlah negara, termasuk sekutu dekat Israel, yaitu Amerika Serikat, sebelumnya telah memberlakukan pembatasan jenis amunisi tertentu, termasuk bom berat, karena tingginya jumlah korban sipil yang tewas akibat pengeboman Israel di Gaza.
Zamir menjabat pada masa-masa yang sensitif, karena masa depan gencatan senjata yang rapuh dengan Hamas, yang mulai berlaku pada 19 Januari, masih belum pasti, sementara kekerasan meningkat di tengah kampanye militer skala besar yang sedang berlangsung di Tepi Barat yang diduduki di bagian utara, dan meningkatnya ketegangan dengan Iran, yang dianggap sebagai musuh utama Israel.
“Saya sadar akan tanggung jawab berat yang dibebankan kepada saya,” kata Zamir dalam upacara tersebut. Dalam pidatonya yang bernada tegas, dia mengatakan bahwa Israel telah terlibat dalam “perang eksistensi” dan bersumpah “akan menyerang dengan kekuatan luar biasa terhadap siapa pun yang berupaya untuk membahayakan Negara Israel dan warganya.”
Dia menggambarkan kelangsungan hidup Israel membutuhkan perjuangan yang terus-menerus dalam “lingkungan yang tidak bersahabat” di Timur Tengah. “Israel menghadapi ancaman eksistensial yang konstan dan mendasar. Dikelilingi oleh musuh-musuh kejam yang berusaha menghancurkan kita, kita harus terus memperkuat dan membentengi ‘tembok besi’,” ujarnya, seraya menyerukan peningkatan penguatan militer dan anggaran pertahanan yang lebih tinggi. Selesai