BEIJING, 21 Februari (Xinhua) — Amerika Serikat (AS) sebaiknya menahan diri untuk tidak menggunakan tarif sebagai alat untuk mengancam dan memaksa pihak lain, ungkap Juru Bicara (Jubir) Kementerian Perdagangan (Kemendag) China He Yadong pada Kamis (20/2).
Pernyataan tersebut dilontarkan He sebagai tanggapan atas pertanyaan media mengenai pengumuman AS baru-baru ini bahwa mereka akan memberlakukan “tarif resiprokal” terhadap mitra-mitra dagangnya. “China sangat prihatin dengan langkah tersebut,” kata He.
Dia menjelaskan bahwa perdagangan internasional didasarkan pada sumber daya dan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh masing-masing negara, serta bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi global dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia.
“Tarif resiprokal” yang diusulkan AS melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan mengabaikan keseimbangan kepentingan yang telah dibangun selama hampir 80 tahun melalui negosiasi perdagangan multilateral. Pendekatan AS ini juga mengabaikan manfaat signifikan perdagangan internasional yang telah lama dinikmati oleh negara tersebut, serta mencerminkan unilateralisme dan proteksionisme, ujarnya.
Hal ini akan sangat merusak sistem perdagangan multilateral, yang bergantung pada prinsip-prinsip seperti prinsip memperlakukan semua negara dengan sama (most-favored-nation/MFN), dan akan mengganggu rantai pasokan global, sebutnya.
Selain itu, kebijakan tarif tersebut juga akan menimbulkan ketidakpastian yang luar biasa pada aktivitas normal ekonomi dan perdagangan internasional, kata jubir itu, seraya menekankan bahwa banyak negara telah secara tegas menyuarakan penentangan terhadap pendekatan AS itu.
“Perang dagang tidak memberikan jalan keluar dan tidak menghasilkan pemenang,” ujarnya. “AS sebaiknya memperbaiki praktik-praktik keliru mereka dan bekerja sama dengan semua negara untuk mencari solusi melalui konsultasi yang setara.” Selesai