[wonderplugin_video iframe=”https://www.youtube.com/watch?v=YoqIdn-_KsA” lightbox=0 lightboxsize=1 lightboxwidth=960 lightboxheight=540 autoopen=0 autoopendelay=0 autoclose=0 lightboxtitle=”” lightboxgroup=”” lightboxshownavigation=0 showimage=”” lightboxoptions=”” videowidth=600 videoheight=400 keepaspectratio=1 autoplay=0 loop=0 videocss=”position:relative;display:block;background-color:#000;overflow:hidden;max-width:100%;margin:0 auto;” playbutton=”https://www.wartabuana.com/wp-content/plugins/wonderplugin-video-embed/engine/playvideo-64-64-0.png”]
MANILA – Presiden Filipina Rodrigo Duterte setuju untuk kembali memberlakukan karantina masyarakat yang ditingkatkan (enhanced community quarantine/ECQ) lebih ketat di kawasan Metropolitan Manila dan sejumlah provinsi di sekitarnya di tengah lonjakan kasus baru COVID-19.
Dalam konferensi pers pada Sabtu (27/3), juru bicara kepresidenan Filipina Harry Roque mengatakan ECQ akan diberlakukan di ibu kota Manila dan sejumlah provinsi tetangganya, yaitu Bulacan, Cavite, Laguna, dan Rizal, mulai 29 Maret hingga 4 April.
Pengumuman itu disampaikan setelah kasus COVID-19 di Filipina melonjak dan membukukan rekor harian baru di atas 9.000. Negara Asia Tenggara itu pada Jumat (26/3) pekan lalu melaporkan penambahan kasus harian tertinggi sebanyak 9.838 kasus.
Metro Manila, yang terletak di pulau utama Luzon dan memiliki populasi sekitar 13 juta jiwa, terus mencatat angka kasus COVID-19 tertinggi sejak virus itu pertama kali terdeteksi di Filipina pada Januari tahun lalu.
Filipina telah memberlakukan beberapa level karantina selama setahun terakhir sejak pemerintah memberlakukan karantina wilayah (lockdown) pada pertengahan Maret tahun lalu.
Perekonomian Filipina menyusut 9,5 persen pada 2020 akibat dampak berkepanjangan pandemi global tersebut.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Manila. (XHTV)