TOKYO – Pemerintah Jepang mungkin akan mengumumkan keputusan pembuangan air limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang lumpuh akibat bencana ke Samudra Pasifik paling cepat pada Selasa (13/4), ungkap sejumlah sumber yang mengetahui persoalan itu pada Jumat (9/4).
Sumber-sumber tersebut menuturkan bahwa pemerintah akan menggelar pertemuan dengan sejumlah menteri terkait dan mengumumkan keputusan itu paling cepat pada Selasa mendatang untuk meresmikan rencana pembuangan air radioaktif yang telah terakumulasi di pembangkit listrik tersebut ke Samudra Pasifik.
Selama diolah, air yang tercemar bahan radiasi itu disimpan dalam tangki-tangki di pembangkit listrik yang berlokasi di Jepang timur laut tersebut. Daya tampungnya diperkirakan akan mencapai batas tahun depan.
Sejumlah fungsi pendingin utama pada PLTN itu lumpuh usai dihantam gempa bumi besar yang memicu tsunami satu dekade lalu, yang mengakibatkan krisis nuklir terburuk sejak Chernobyl pada 1986.
Air yang tercemar itu mengandung bahan radioaktif tritium karena digunakan untuk mendinginkan bahan nuklir yang meleleh di PLTN di Prefektur Fukushima tersebut.
Industri perikanan Jepang telah menyuarakan penolakan keras terhadap rencana itu, yang kemungkinan dimulai sekitar dua tahun ke depan menurut Tokyo Electric Power Company Holdings Inc. (TEPCO), pihak operator PLTN tersebut, karena rencana itu dapat menyebabkan kerusakan lanjutan pada reputasi industri tersebut.
Menteri Perekonomian, Perdagangan, dan Perindustrian Jepang Hiroshi Kajiyama pada Jumat menuturkan bahwa sembari menangani kekhawatiran industri perikanan, pemerintah berharap dapat menjalin kerja sama dengan Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) dan sejumlah organisasi global lainnya, sambil menjaga transparansi terkait isu tersebut.
Sejumlah negara dan kawasan terus menerapkan pembatasan terhadap produk pertanian dan perikanan Jepang sebagai buntut dari krisis Fukushima di tengah kekhawatiran lanjutan soal sisi keamanan produk.
Selain itu, beberapa negara tetangga Jepang menyampaikan kekhawatiran mereka terkait pembuangan air limbah radioaktif ke Samudra Pasifik. [Xinhua]