YERUSALEM, 4 April (Xinhua) — Militer Israel pada Kamis (3/4) mengatakan bahwa pihaknya memasuki “tahap baru” dalam serangannya di Gaza, meningkatkan operasi yang telah menewaskan lebih dari 250 orang sejak pertengahan Maret lalu, yang mereka identifikasi sebagai militan atau orang-orang yang berafiliasi dengan Hamas, sementara para pejabat kesehatan Palestina melaporkan jumlah korban yang lebih tinggi.
Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces) Effie Defrin, menyatakan bahwa pasukan Israel telah melakukan lebih dari 600 serangan di Gaza sejak melanjutkan operasinya pada 18 Maret lalu, menyusul gagalnya gencatan senjata.
“Rencana tersebut memenuhi tujuan perang, (yaitu) pemulangan para sandera dan penghancuran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas,” ujar Defrin dalam sebuah konferensi pers.
Sementara itu, otoritas kesehatan di Gaza, yang tidak membedakan antara korban sipil dan petempur, pada Kamis mengatakan bahwa 1.163 orang telah tewas dan 2.735 lainnya luka-luka sejak serangan dilanjutkan.
Defrin menolak untuk menguraikan secara spesifik strategi militer, mengutip “ambiguitas operasional” untuk “mengejutkan musuh dan mencapai keuntungan yang signifikan.” Dirinya bersumpah bahwa operasi akan terus berlanjut “sampai kami membawa kembali 59 sandera, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.”
Pada Kamis malam waktu setempat, militer Israel mengatakan bahwa pertahanan udaranya mencegat sebuah roket yang ditembakkan dari Gaza, sehingga memicu bunyi sirene di komunitas perbatasan Nahal Oz. Tidak ada korban luka yang dilaporkan. Hamas dan Jihad Islam Palestina meluncurkan serangan roket sporadis sejak pertempuran kembali terjadi, tetapi tidak ada yang menyebabkan jatuhnya korban di Israel.
Kekerasan baru ini terjadi setelah gagalnya kesepakatan gencatan senjata tiga tahap yang ditengahi pada Januari, yang menghentikan konflik selama 17 bulan di daerah kantong Palestina tersebut.
Tahap awal mencakup gencatan senjata selama 42 hari, pembebasan 33 sandera Israel, dan pembebasan sekitar 2.000 tahanan Palestina. Negosiasi untuk memperpanjang kesepakatan itu gagal ketika Israel kembali melakukan serangan dan bukannya melanjutkan ke tahap kedua, yang mencanangkan gencatan senjata permanen dan pembebasan lebih banyak sandera.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat untuk memulai kembali perundingan masih belum menghasilkan terobosan. Selesai