YERUSALEM, 2 Januari (Xinhua) — Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Rabu (1/1) mengeluarkan peringatan keras, menyatakan bahwa Israel akan mengintensifkan operasi militernya di Gaza jika Hamas tidak menyetujui perjanjian pembebasan sandera “segera.”
Dalam sebuah pernyataan publik, Katz mengatakan jika Hamas tidak mengizinkan pembebasan sandera Israel, kelompok tersebut akan menghadapi “serangan dengan intensitas yang belum pernah terjadi di Gaza dalam waktu yang lama.” Dia menekankan bahwa militer Israel akan “meningkatkan dan mengintensifkan” upayanya terhadap kubu-kubu militan di Gaza hingga para sandera dibebaskan dan Hamas “dilenyapkan”.
Negosiasi yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS) terhenti karena isu-isu utama, termasuk kelanjutan gencatan senjata. Hamas berusaha untuk memperpanjang gencatan senjata, sementara Israel bersikeras pada hak untuk melanjutkan aksi militer jika mereka melihat adanya ancaman keamanan. Poin perdebatan lainnya adalah tuntutan Hamas untuk penarikan pasukan Israel dari Gaza, yang ditentang oleh Israel, menegaskan perlunya kelanjutan kehadiran militer guna mempertahankan kontrol keamanan.
Serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023 berujung penculikan sekitar 250 warga sipil dan tentara, yang sekitar 100 orang di antaranya diyakini masih ditahan di Gaza. Serangan Israel berikutnya berdampak buruk pada Jalur Gaza, menyebabkan kehancuran massal, kelaparan dan penyakit yang meluas, serta mengakibatkan sedikitnya 45.540 kematian, menurut pejabat kesehatan Gaza. Selesai