TEHERAN – Iran pada Sabtu (10/4) memberlakukan pembatasan nasional selama sepuluh hari guna meredam lonjakan kembali kasus dan kematian akibat virus corona baru-baru ini.
“Mulai Sabtu, setidaknya selama sepuluh hari, perjalanan ke dan dari kota-kota berisiko tinggi akan dilarang, dan bisnis nonesensial harus ditutup. Sekolah, pusat hiburan, dan seluruh tempat publik juga akan ditutup,” seperti dilansir jaringan berita Iran, Press TV.
Sementara itu, Teheran tidak akan menerapkan karantina wilayah (lockdown) total karena ibu kota itu “mengakomodasi kegiatan utama nasional dan internasional,” tambah laporan tersebut, mengutip pejabat kesehatan Iran.
Saat ini Iran tengah menghadapi gelombang keempat infeksi COVID-19 dengan jumlah kasus nasional tercatat menembus angka 2 juta pada awal pekan ini.
Otoritas setempat mengatakan lonjakan baru tersebut sebagian besar disebabkan oleh varian virus corona, dan meyakini bahwa perjalanan dan kunjungan selama liburan Tahun Baru Iran juga menyebabkan gelombang keempat pandemi ini.
Kementerian Kesehatan Iran pada Sabtu melaporkan 19.666 kasus baru COVID-19, sehingga total infeksi di negara tersebut menjadi 2.049.078.
Sejauh ini pandemi telah merenggut 64.232 nyawa di Iran, meningkat 193 dalam 24 jam terakhir, kata Sima Sadat Lari, juru bicara Kementerian Kesehatan dan Pendidikan Kedokteran Iran, dalam sebuah konferensi pers harian.
Sebanyak 1.702.062 orang telah sembuh dari penyakit tersebut atau dipulangkan dari rumah sakit di seluruh Iran, sementara 4.329 orang masih berada di unit perawatan intensif, lanjutnya.
Juru bicara itu menambahkan bahwa sejauh ini 13.577.057 tes telah dilakukan di seluruh Iran. [Xinhua]