BAGHDAD – Irak pada Minggu (11/4) menerima kiriman kedua vaksin COVID-19 Sinopharm yang disumbangkan oleh pemerintah China untuk membantu negara itu memerangi pandemi COVID-19.
Upacara serah terima yang digelar di Bandar Udara Internasional Baghdad dihadiri oleh Duta Besar China untuk Irak Zhang Tao, Menteri Kesehatan Irak Hassan al-Tamimi, dan beberapa pejabat senior kesehatan Irak lainnya.
“China dan Irak adalah teman baik dan mitra dekat. Kami telah saling mendukung melawan segala rintangan dalam upaya bersama kami untuk memerangi pandemi, yang semakin mengonsolidasikan dan memperdalam kemitraan persahabatan antara kedua negara dan rakyat. China memperhatikan dengan cermat perkembangan epidemiologi di Irak dan telah menyumbangkan dua batch vaksin ke pihak Irak dalam waktu kurang dari dua bulan.”
Menggambarkan virus corona sebagai “musuh bersama semua umat manusia”, dubes China tersebut menyoroti perlunya komunitas internasional untuk “bersatu dalam koordinasi yang erat untuk memerangi pandemi, dan untuk bekerja sama dalam mempromosikan komunitas dengan kesehatan bersama bagi umat manusia.”
Sementara itu, al-Tamimi mengungkapkan rasa terima kasihnya atas bantuan China ke Irak, mencatat China telah mendukung Irak sejak pandemi merebak dan merupakan negara pertama yang mengirim vaksin ke Irak.
Sebelumnya, Dewan Nasional Pemilihan Obat Irak telah menyetujui penggunaan darurat vaksin Sinopharm asal China dan AstraZeneca asal Inggris untuk membendung penyebaran COVID-19 di negara itu.
Sumbangan vaksin China tersebut diharapkan dapat memajukan rencana imunisasi nasional di Irak, setelah negara itu mencatat rekor infeksi harian COVID-19 dalam beberapa hari terakhir.
Pada 2 Maret, Irak menerima kiriman pertama vaksin COVID-19 yang disumbangkan oleh pemerintah China untuk membantu memerangi pandemi.
Pada awal-awal masa pandemi tahun 2020, China mengirim beberapa batch bantuan medis ke Irak dan sebuah tim yang terdiri dari tujuh ahli medis yang menetap selama 50 hari di Irak dari 7 Maret hingga 26 April untuk membantu mengatasi penyakit itu. Mereka juga membantu membangun sebuah laboratorium polymerase chain reaction (PCR) dan memasang pemindaian tomografi terkomputasi (CT scan) canggih di ibu kota Baghdad.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Baghdad, Irak. (XHTV)