WARTABUANA – Studi klinis awal tahap ketiga vaksin CoronaVac buatan Sinovac China di Chile menunjukkan imunogenisitas dan keamanan menyeluruh terhadap COVID-19, menurut tim proyek itu.
Uji klinis tersebut dipimpin oleh Universitas Katolik Keuskupan Chile. Tim proyek itu memberikan laporan studi mereka kepada pemerintah Chile pada Rabu (17/3).
Direktur ilmiah proyek tersebut, Susan Bueno, membahas temuan tim itu dalam konferensi pers pada hari yang sama.
Menurut Bueno, kesimpulan utama yang dapat ditarik adalah vaksin tersebut mampu menghasilkan antibodi untuk membantu melawan virus corona, terutama setelah suntikan dosis kedua. Interval pemberian tiap dosis adalah dua hingga empat pekan.
Sementara itu, Katia Abarca, direktur medis dalam studi tersebut, menjelaskan bahwa hampir tidak ada efek samping yang dilaporkan.
Penggunaan darurat vaksin Sinovac disetujui pada 20 Januari lalu oleh Institut Kesehatan Masyarakat Chile.
Presiden Chile Sebastian Pinera pada 12 Februari lalu menerima suntikan pertama vaksin CoronaVac, bersama dengan kelompok warga berusia 71 tahun ke atas. Selesai
Diproduksi oleh Xinhua Global Service