Penghargaan Nobel Kimia 2024 diumumkan di Stockholm, Swedia, pada 9 Oktober 2024. (Xinhua/Peng Ziyang)
Penelitian Baker mengarah pada desain sebuah protein baru menggunakan asam amino yang merupakan komponen penyusun kehidupan, sementara sebuah model AI yang dikemukakan oleh Hassabis dan Jumper memungkinkan prediksi struktur dari hampir 200 juta protein yang telah teridentifikasi.
STOCKHOLM, 10 Oktober (Xinhua) — Penghargaan Nobel Kimia 2024 dianugerahkan kepada David Baker untuk desain protein komputasional, serta Demis Hassabis dan John M. Jumper untuk prediksi struktur protein, demikian diungkapkan Royal Swedish Academy of Sciences pada Rabu (9/10).
Baker berbasis di Universitas Washington di Seattle, Amerika Serikat, sementara dua pemenang lainnya melakukan penelitian mereka di Google DeepMind di London, Inggris.
“Salah satu temuan yang diakui pada tahun ini berkaitan dengan konstruksi protein yang spektakuler. Temuan lainnya adalah tentang mewujudkan impian yang telah dicetuskan 50 tahun lalu, yakni memprediksikan struktur protein dari urutan asam amino,” ujar Heiner Linke, selaku ketua Komite Nobel Kimia.
Penghargaan Nobel Kimia 2024 diumumkan di Stockholm, Swedia, pada 9 Oktober 2024. (Xinhua/Peng Ziyang)
Penelitian Baker pada 2003 mengarah pada desain sebuah protein baru menggunakan asam amino yang merupakan komponen penyusun kehidupan. Kreasi protein inovatif timnya telah diterapkan dalam bidang farmasi, vaksin, material nano, dan sensor.
“Dia mengembangkan alat komputasional yang kini membuat para ilmuwan dapat mendesain protein baru yang spektakuler dengan bentuk dan fungsi yang sepenuhnya baru, sehingga membuka peluang tak terbatas untuk manfaat terbesar bagi umat manusia,” ujar Linke.
Temuan kedua yang diakui, yakni sebuah model AI yang disebut AlphaFold2, dikemukakan oleh Hassabis dan Jumper pada 2020.
AlphaFold2 memungkinkan prediksi struktur hampir 200 juta protein yang telah teridentifikasi, sehingga memajukan penelitian di berbagai bidang, seperti resistansi antibiotik. [Xinhua]