LANZHOU – Setelah mengubah film sinar-X dua dimensi (2D) menjadi model tiga dimensi (3D), tim dokter di sebuah rumah sakit di Provinsi Gansu, China barat laut, mengenakan kacamata realitas virtual (virtual reality/VR) untuk menentukan lokasi atau letak kelainan dalam sebuah operasi.
Operasi yang berlangsung di Rumah Sakit Pertama Universitas Lanzhou tersebut menunjukkan bagaimana teknologi pintar dapat membantu para dokter mendiagnosis dan mengobati penyakit dengan lebih baik.
Didasarkan pada kombinasi pemindaian tomografi terkomputasi (CT) dan pencitraan resonansi magnetik (magnetic resonance imaging/MRI), para dokter dapat melihat grafik 3D dari tubuh manusia melalui kacamata holografik. Mereka dapat memperbesar dan memperkecil, memutar dan menggerakkan grafik itu melalui gestur tangan.
“Dengan bantuan kacamata holografik ini, kami dapat dengan cepat menemukan lokasi lesi dan menyusun rencana pembedahan yang tepat. Sistem itu juga dapat mengurangi luka operasi pada pasien dan memangkas biaya perawatan mereka, ujar Ma Minjie, wakil direktur departemen bedah toraks di rumah sakit tersebut. Selama beberapa tahun terakhir, berbagai teknologi digital telah diterapkan dalam layanan kesehatan dasar di China.
Kebutuhan akan deteksi dini kanker paru-paru, salah satu kanker paling mematikan di dunia, telah mendorong pengembangan sistem diagnosis dan perawatan yang dibantu oleh kecerdasan buatan (AI) yang dapat mendeteksi tumor paru-paru sekecil apa pun.
Sebelumnya, Rumah Sakit Pertama Universitas Lanzhou telah memperkenalkan sistem diagnosis kanker paru-paru dengan bantuan AI yang canggih, yang dapat mendeteksi 30 nodul paru-paru dalam waktu setengah menit.
Gejala awal kanker paru-paru seperti batuk terus-menerus dan kelelahan tidak mudah didiagnosis, dan keterbatasan penglihatan pada manusia membuat para ahli radiologi mudah melewatkan lesi ganas yang berukuran kecil, kata Han Biao, direktur departemen bedah toraks di rumah sakit tersebut.
“Menggunakan sistem diagnosis dan perawatan yang dibantu AI dapat membantu dalam kedua hal tersebut dengan mengalihkan sebagian beban itu dari pundak dokter spesialis yang sibuk dan mendeteksi bintik pada paru-paru yang tidak terlihat oleh mata manusia,” imbuh Han.
Saat ini, total 16.000 institusi kesehatan pedesaan di Provinsi Gansu telah dilengkapi dengan sistem diagnosis dan perawatan yang dibantu AI, menjadikan skrining dini kanker paru-paru lebih akurat dan dapat diakses oleh semua warga, tunjuk data statistik dari komisi kesehatan provinsi tersebut.
Saat semakin banyak teknologi digital dipadukan ke dalam semua aspek diagnosis, perawatan, dan rehabilitasi, pengembangan perawatan kesehatan digital akan bermanfaat bagi lebih banyak orang.
Menurut data statistik dari Komisi Kesehatan Nasional China, lebih dari 7.700 rumah sakit Kelas II ke atas, dengan jumlah ranjang yang lebih banyak dan layanan kesehatan yang lebih komprehensif, telah mengadopsi sistem kesehatan berbasis janji temu.
Penggunaan layanan daring untuk membuat janji temu, membayar tagihan, dan mengumpulkan hasil tes kesehatan telah memberikan lebih banyak kemudahan bagi para pasien dan dokter.
Baru-baru ini, sebuah bangsal pintar yang dilengkapi dengan robot layanan, sistem kontrol transfusi, dan sistem-sistem interaktif lainnya telah didirikan di Rumah Sakit Pertama Universitas Lanzhou, menciptakan lingkungan yang lebih nyaman untuk mempercepat proses pemulihan pasien.
“Berbagai teknologi canggih membuat para dokter semakin pintar dan memudahkan pasien untuk mencari perawatan kesehatan,” tutur Ma, seraya menambahkan bahwa teknologi informasi yang berkembang pesat memberikan kekuatan dan peluang baru untuk mendorong transformasi digital pada sektor perawatan kesehatan dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan di semua tingkatan. [Xinhua]