WELLINGTON – Menteri Transportasi Selandia Baru Michael Wood sedang mencari masukan terkait berbagai opsi untuk tahap lanjut peninjauan Model Pengoperasian Transportasi Umum guna lebih melindungi kesejahteraan pengemudi bus, serta mencapai target pemerintah dalam melakukan dekarbonisasi penuh armada bus transportasi umum pada 2035.
Investasi pada sumber daya manusia dan penyediaan infrastruktur utama merupakan bagian dari rencana pemulihan ekonomi pemerintah dari COVID-19, kata Wood dalam sebuah pernyataan pada Rabu (5/5).
“Pengemudi bus memainkan peran penting dalam menjaga agar kota-kota kita tetap dinamis, mengantarkan para komuter ke tempat kerja, serta memberikan pilihan perjalanan bagi warga Selandia Baru,” tuturnya. Dia juga menambahkan bahwa penting untuk memastikan gaji yang layak dan kesejahteraan yang terlindungi bagi pengemudi bus.
Diungkapkan Wood, dirinya telah bekerja sama dengan para pemilik perusahaan dan serikat terkait penetapan upah minimum yang layak bagi para pengemudi. Dia mengatakan bahwa lebih banyak perubahan diperlukan untuk mengatasi kelangkaan pengemudi yang parah dan gangguan layanan.
“Kita dapat mempercepat pemulihan dari COVID-19 seraya menyediakan infrastruktur transportasi umum yang lebih bersih untuk mengatasi perubahan iklim,” ujarnya. Wood menambahkan bahwa pemerintah akan memangkas sampai dengan 4,5 juta ton emisi CO2 dengan dewan hanya membeli bus umum beremisi nol mulai 2025 dan melakukan dekarbonisasi seluruh armada bus pada 2035.
Pemerintah telah berkomitmen menggelontorkan 50 juta dolar Selandia Baru (1 dolar Selandia Baru = Rp10.456) untuk membantu dewan melakukan peralihan tersebut, ucap Wood, yang menambahkan bahwa konsultasi umum dibuka selama enam pekan ke depan sampai 18 Juni. [Xinhua]