PBB – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Senin (21/6) menyerukan kepada semua pemangku kepentingan agar meningkatkan aksi menuju Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor 7 (Sustainable Development Goal 7/SDG7), yaitu energi bersih dan terjangkau.
“Kita tertinggal jauh dalam perlombaan melawan waktu untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor 7 pada 2030 dan nol emisi pada pertengahan abad. Mencapai akses energi yang universal sangat penting untuk mewujudkan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan,” kata Guterres dalam sebuah pesan video pada pembukaan Forum Tematik Tingkat Menteri tentang Dialog Energi Tingkat Tinggi.
“Tonggaknya jelas: pada 2030, kita harus memangkas emisi global sebesar 45 persen dibandingkan pada 2010, kemudian melanjutkannya hingga mencapai nol emisi pada 2050. Kita perlu mempercepat upaya secara dramatis.”
Guterres mengimbau setiap negara, kota, lembaga keuangan, dan perusahaan agar meningkatkan ambisi dan menyerahkan komitmen “Energy Compacts” untuk mencapai SDG7 dan nol emisi.
Guna mencapai SDG7 dan nol emisi, kita perlu mencapai akses listrik yang universal bagi 760 juta orang yang saat ini tidak memiliki listrik, memastikan solusi memasak bersih untuk 2,6 miliar orang yang masih mengandalkan bahan bakar berbahaya, meningkatkan energi terbarukan dengan cepat, mengakhiri penggunaan batu bara pada 2040 secara global, menghapus subsidi bahan bakar fosil dan mengalihkan dana untuk transisi energi yang adil dan inklusif, mempercepat peningkatan efisiensi energi, menciptakan pekerjaan ramah lingkungan, meningkatkan investasi energi bersih hingga tiga kali lipat, serta memastikan bahwa transisi energi yang adil dan inklusif mencakup semua pihak, paparnya.
Negara-negara maju harus menghormati janji lama mereka untuk menyediakan 100 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.453) setiap tahun bagi aksi iklim di negara-negara berkembang, imbuhnya.
“Dialog Energi Tingkat Tinggi merupakan tonggak penting menuju Konferensi Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, COP26, pada November. Sembari berusaha untuk pulih dari pandemi COVID-19, kita memiliki kesempatan untuk memetakan masa depan yang berkelanjutan,” kata Guterres. [Xinhua]