BEIJING, Sebuah penelitian baru yang menguji embrio dari fosil telur dinosaurus memberikan bukti lebih lanjut yang mendukung gagasan bahwa burung modern berevolusi dari dinosaurus.
Fosil embrio tersebut ditemukan di bebatuan di China timur sekitar tahun 2000 lalu dan disimpan di Museum Sejarah Alam Batu Yingliang di Provinsi Fujian, di mana fosil embrio tersebut dijuluki “Bayi Yingliang”.
Dengan estimasi panjang dari kepala hingga ekor 27 cm, makhluk tersebut berada di dalam telur sepanjang 17 cm. Para ahli paleontologi meyakini bahwa fosil tersebut merupakan embrio dinosaurus theropoda tak bergigi, atau oviraptorosaurus, yang berasal dari 72 hingga 66 juta tahun yang lalu di Era Cretaceous.
Postur embrio di dalam telur menyiratkan bahwa dinosaurus tersebut memiliki postur mirip burung yang hampir menetas, ungkap penelitian yang diterbitkan dalam jurnal iScience pada Rabu (22/12).
Para ilmuwan dari China, Inggris, dan Kanada yang bekerja sama dalam penelitian ini menemukan bahwa postur “Bayi Yingliang” ini unik dibandingkan embrio-embrio dinosaurus yang telah diketahui. Di dalam telur, kepalanya terletak di bawah tubuh, dengan kaki di kedua sisi dan punggung melengkung di sepanjang ujung tumpul telur. Postur yang sebelumnya tidak dikenali pada dinosaurus ini mirip dengan postur embrio burung modern.
Sebelum menetas, embrio burung diketahui berkembang dalam serangkaian postur melipat, menekuk tubuh dan menjulurkan kepala di bawah sayap mereka. Embrio yang gagal mencapai postur seperti ini memiliki kemungkinan mati yang lebih tinggi karena gagal menetas.
Membandingkan “Bayi Yingliang” dengan embrio dinosaurus dan burung lain, tim penelitian ini memandang bahwa perilaku sebelum menetas tersebut, yang sebelumnya dianggap hanya dilakukan oleh burung, berkembang pada dinosaurus theropoda puluhan atau ratusan juta tahun yang lalu.
![](https://www.wartabuana.com/wp-content/uploads/2021/12/view-XqqqpX-scaled.jpeg)
Fion Waisum Ma, penulis pertama yang ikut menulis jurnal penelitian ini sekaligus PhD peneliti di Universitas Birmingham, mengatakan bahwa penelitian embrio dinosaurus ini dapat membantu memperkuat pemahaman manusia tentang pertumbuhan dan reproduksi dinosaurus.
“Menarik untuk melihat embrio dinosaurus ini dan embrio ayam berpose dengan cara serupa di dalam telur, yang kemungkinan mengindikasikan perilaku pra-penetasan yang sama,” imbuh Ma.
Steve Brusatte dari Universitas Edinburgh, yang merupakan salah satu anggota tim peneliti, mengatakan bahwa dinosaurus pranatal yang kecil ini terlihat seperti seekor bayi burung yang meringkuk di dalam telurnya, yang memberikan “bukti lebih lanjut bahwa banyak fitur karakteristik dari burung masa kini pertama-tama berevolusi dari leluhur dinosaurus mereka.”
Embrio dinosaurus merupakan beberapa dari fosil paling langka. Untuk menguji hipotesis yang dibahas dalam penelitian ini lebih lanjut, diperlukan lebih banyak temuan fosil embrio, tutur salah satu penulis jurnal penelitian ini, Xing Lida yang juga profesor di Universitas Ilmu Bumi China. [Xinhua]