YERUSALEM – Tim peneliti Israel dan China berhasil mengembangkan kulit elektronik pintar untuk deteksi dini penyakit, demikian disampaikan Institut Teknologi Israel (Technion) di Israel utara pada Rabu (25/8).
Sistem pengindraan fleksibel itu, yang digambarkan dalam jurnal Advanced Materials, dikembangkan oleh para peneliti dari Technion dan Kinneret Academic College di Israel timur laut, bersama rekan-rekan China mereka dari Universitas Xidian di Provinsi Shaanxi, China barat laut, dan Universitas Sun Yat-sen di Provinsi Guangdong, China selatan.
Lembaran kulit artifisial tersebut berfungsi sebagai sensor gerak yang dapat dipakai (wearable) yang mendeteksi gerakan membungkuk dan memutar dengan presisi tinggi hingga setengah derajat, jelas tim itu. Lembaran kulit ini breathable, ringan, dan tahan lama sehingga tetap nyaman dipakai untuk waktu yang lama, serta mampu menahan beban berat dan peregangan yang signifikan tanpa menjadi robek, imbuh mereka.
Kulit elektronik itu dapat digunakan untuk mendeteksi secara dini perubahan pernapasan, gangguan motorik seperti penyakit Parkinson, dan masih banyak lagi. Kulit ini juga dapat mempercepat rehabilitasi korban kecelakaan dan digunakan dalam pembuatan kaki palsu sebagai otot atau jaringan kulit.
Selain itu, kulit baru tersebut dapat berguna dalam robotika karena dapat memberikan umpan balik yang akurat tentang lalu lintas, dan di berbagai industri dapat membantu memantau sistem serta meningkatkan kinerjanya, kata para peneliti.
“Material yang digunakan untuk mengembangkan kulit elektronik ini sangat murah, jadi sensornya juga tidak mahal. Harga adalah faktor yang sangat penting jika kita ingin memberikan manfaat bagi jutaan orang di seluruh dunia,” tutup mereka. [Xinhua]