BEIJING, Para peneliti China telah mengembangkan sebuah sedotan ramah lingkungan jenis baru dan dapat dimakan yang tidak menggunakan mikroplastik.
Sedotan plastik sekali pakai membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai sepenuhnya, menyebabkan masalah lingkungan yang serius dan potensi ancaman terhadap kesehatan manusia. Industri layanan makanan telah menggunakan sedotan kertas, tetapi memunculkan rasa tidak enak bagi penggunanya dan umumnya mudah berubah bentuk.
Pada awal 2020, China merilis rencana ambisius untuk melarang atau secara signifikan mengurangi produksi dan penggunaan produk plastik yang tidak ramah lingkungan dalam lima tahun ke depan guna mengendalikan pencemaran.
Para peneliti mengembangkan sedotan baru yang dapat dimakan dan bebas mikroplastik, yang terbuat dari selulosa bakteri melalui biosintesis. Sedotan tersebut menunjukkan performa mekanis yang lebih baik daripada sedotan kertas dan menghindari pemakaian perekat tambahan, papar artikel penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Advanced Functional Materials.
Sedotan berbasis selulosa bakteri itu dapat dibuat lebih tipis dari sedotan kertas meski dengan tuntutan performa yang sama. Dengan menggunakan pewarna yang layak dimakan atau ekstrak tumbuhan alami yang dimasukkan pada jaringan nanofiber 3D selulosa bakteri, berbagai warna dan rasa dapat diserap ke dalam sedotan untuk memberikan rasa yang lebih baik.
Sedotan tersebut dapat terurai dengan cepat di lingkungan tanpa menimbulkan dampak negatif, lapor China Science Daily. Sejumlah eksperimen menunjukkan bahwa sedotan itu akan hancur berkeping-keping dalam kurun waktu 15 hingga 45 hari, atau bahkan hampir lenyap.
Sifat sedotan tersebut yang dapat dimakan memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik, menjadikan sedotan berbasis selulosa bakteri sebagai pengganti sedotan plastik yang lebih sehat dan ramah lingkungan. [Xinhua]