WELLINGTON – Pemerintah Selandia Baru pada Jumat (23/4) mengumumkan bahwa Institut Antariksa Auckland (Auckland Space Institute) di Universitas Auckland akan menjadi tuan rumah permanen dari pusat pengendali misi yang berbasis di Selandia Baru untuk sebuah satelit pelacak metana global.
“MethaneSAT adalah kesempatan yang sangat menarik untuk menunjukkan ilmu pengetahuan dan kemampuan penelitian Selandia Baru di panggung dunia, sembari memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perubahan iklim dengan memetakan emisi gas rumah kaca dari pertanian,” ujar Menteri Penelitian, Ilmu Pengetahuan, dan Inovasi Selandia Baru Megan Woods dalam pernyataannya pada Jumat.
“Senang sekali melihat Universitas Auckland, dengan bantuan Rocket Lab, memainkan peran kunci semacam itu,” kata Woods.
Pusat Pengendali Operasi Misi (Mission Operations Control Center/MOCC) untuk misi tersebut akan dikelola oleh Rocket Lab. Setelah berjalan lancar, misi itu akan dialihkan ke Institut Antariksa Auckland sebagai tuan rumah.
“Kemitraan internasional ini akan mempercepat kemampuan kami di sektor luar angkasa kami yang berkembang pesat, meningkatkan reputasi kami untuk misi luar angkasa di masa depan, dan menyediakan data penting untuk mendukung kebijakan perubahan iklim kami,” tutur Woods.
Selain penelitian emisi pertaniannya, tim ilmu pengetahuan Selandia Baru akan bekerja sama dengan tim ilmu pengetahuan yang berbasis di Amerika Serikat (AS) yang memimpin misi ilmu pengetahuan terkait emisi metana dari sektor minyak dan gas. Tim AS dipimpin oleh Universitas Harvard dalam kemitraan erat dengan Smithsonian Astrophysical Observatory, imbuh sang menteri. [Xinhua]