BERLIN – Produsen mobil asal Jerman, Mercedes-Benz, berencana untuk beralih sepenuhnya ke kendaraan listrik pada akhir dekade ini jika kondisi pasar memungkinkan, menurut pengumuman perusahaan itu dalam siaran persnya pada Kamis (22/7).
Peralihan sepenuhnya ke kendaraan listrik itu “semakin cepat,” kata Ola Kaellenius, CEO Daimler dan Mercedes-Benz. “Titik puncaknya semakin dekat dan kami akan siap seiring pasar beralih ke hanya (kendaraan) listrik pada akhir dekade ini,” imbuhnya.
Pada akhir 2025, semua kendaraan yang baru diluncurkan harus sepenuhnya listrik, menurut Mercedes-Benz. Oleh karena itu, produsen mobil tersebut akan menginvestasikan 40 miliar euro (1 euro = Rp17.112) dalam penelitian dan pengembangan kendaraan listrik baterai antara tahun 2022 dan 2030.
Bersama dengan para mitra, delapan gigafactory baru dengan kapasitas sel baterai lebih dari 200 gigawatt jam akan dibangun di seluruh dunia, selain dari jaringan sembilan pabrik baterai yang telah direncanakan sebelumnya, kata perusahaan itu.
China, pasar kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) terbesar di dunia, diharapkan “memainkan peran kunci dalam mempercepat strategi elektrifikasi Mercedes-Benz,” kata produsen mobil itu.
Jaringan pengisian daya perusahaan itu yang saat ini terdiri dari 530.000 lebih titik pengisian di seluruh dunia akan ditambah sebanyak 30.000 unit hingga 2025, menurut Mercedes-Benz yang mengumumkan pihaknya bakal menggandeng Shell dalam proyek ini.
Hingga 2022, delapan model kendaraan listrik akan diproduksi di tujuh lokasi di tiga benua, menurut Mercedes-Benz, sementara semua lokasi perakitan mobil penumpang dan baterai akan beralih ke produksi netral karbon. [Xinhua]