BEIJING – Di kota kecil Etnis She Eshan, wilayah Tonglu, Provinsi Zhejiang, China timur, kawanan ikan dibiakkan di sawah. Dengan bantuan teknologi 5G, para petani lokal dapat memantau pertumbuhan padi maupun ikan di sawah.
Para petani menggunakan sensor 5G dan kamera definisi tinggi untuk pemantauan waktu nyata (real time), dengan analisis data yang membantu para petani mengetahui kapan mereka harus memberi makan dan obat, menurut Wang Yifan dari China Mobile cabang Hangzhou, yang berpartisipasi dalam program pertanian pintar itu.
Wang membagikan penerapan 5G di bidang pertanian ini dalam Konvensi 5G Dunia 2021 pekan ini. Acara yang dibuka di Beijing pada Selasa (31/8) itu mencatat lebih dari 1.500 pakar industri dan pengusaha dari 20 negara dan kawasan berpartisipasi secara daring dan luring.
Terdapat lebih dari 10.000 kasus penggunaan inovatif 5G di China, mencakup bidang industri, perawatan kesehatan, pendidikan, dan transportasi, kata Han Xia, kepala insinyur dari Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China, dalam sebuah forum konvensi pada Selasa.
Faktor esensial bagi ledakan aplikasi 5G di China adalah pembangunan infrastruktur 5G terbaik di dunia. Stasiun pemancar 5G di China yang beroperasi mencakup 70 persen dari jumlah keseluruhannya secara global, sementara negara itu memiliki 80 persen lebih dari seluruh koneksi terminal 5G di dunia, papar Han.
Seiring semakin matangnya teknologi dan penerapannya di kehidupan nyata menjadi semakin populer, 5G mengubah seluruh aspek kehidupan di China, membantu pembangunan ekonomi maupun masyarakat.
Selain industri internet dan komunikasi, berbagai industri tradisional seperti pertambangan dan konstruksi juga telah merangkul teknologi 5G dan mendapatkan manfaat.
Universal Beijing Resort telah membangun banyak bukit artifisial, dengan desain, pembangunan, dan pemeliharaan yang seluruhnya menggunakan teknologi 5G, ujar Yang Binhe dari kontraktor China Construction Second Engineering Bureau.
Integrasi 5G, kecerdasan buatan (AI), dan komputasi awan akan memberikan dorongan kuat bagi inovasi dan pertumbuhan ekonomi, memberdayakan model-model bisnis, jasa, dan sumber pendapatan baru, sembari mempercepat transformasi digital di berbagai industri, ujar Alex Rogers, Presiden Qualcomm Technology Licensing (QTL) dan Global Affairs di Qualcomm Incorporated, dalam rekaman video pidatonya di konferensi tersebut pada Selasa.
Menurut Rogers, Qualcomm memperkirakan pengiriman global ponsel pintar 5G akan mencapai hampir 500 juta unit pada 2021 dan lebih dari 750 juta unit pada 2022.
Rogers mengatakan 5G akan membawa dampak besar bagi ekonomi global. Menurut penyedia informasi bisnis global IHS Markit, 5G diprediksi akan menghasilkan output ekonomi global sebesar lebih dari 13 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp14.284), beserta 20 juta lebih lapangan kerja, pada 2035 mendatang.
Han Xia menyerukan dilakukannya lebih banyak upaya untuk mempromosikan pembangunan terintegrasi berbagai teknologi aplikasi 5G lintas sektor, membangun ekosistem industri yang kooperatif dan menguntungkan, serta memperjuangkan skala pembangunan industri.
“Kami akan memperkuat komunikasi dan kerja sama dengan negara-negara lain di seluruh dunia dalam hal teknologi 5G, standar, industri, dan kebijakannya, serta bersama-sama menciptakan lingkungan kerja sama internasional yang saling memanfaatkan kekuatan masing-masing,” tutur Han. [Xinhua]