SEOUL – Korea Selatan (Korsel) pada Kamis (21/10) melakukan uji coba peluncuran wahana peluncuran antariksa buatan dalam negeri pertama mereka, tetapi roket itu gagal menempatkan satelit tiruan ke orbit rendah Bumi (600-800 km).
KSLV-II, atau yang juga dijuluki sebagai Nuri, meluncur dari Pusat Antariksa Naro (Naro Space Center) di desa pesisir selatan Goheung pada pukul 17.00 waktu setempat (15.00 WIB) pada Kamis, seperti ditunjukkan dalam rekaman video siaran langsung dari Institut Penelitian Dirgantara Korea (Korea Aerospace Research Institute/KARI).
Setelah lepas landas, roket antariksa tiga tahap itu terbang ke selatan untuk mencapai ketinggian 59 km di mesin pendorong bagian pertama dan ketinggian 600 km sekitar pukul 17.08. Mesin pendorong (booster) tahap ketiga berhenti pada pukul 17.12, dan satelit memisah dari booster pada pukul 17.15.Namun, satelit tiruan seberat 1,5 ton yang dibawanya gagal ditempatkan di orbit sinkron Matahari seperti yang direncanakan.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dalam pidato yang disiarkan di televisi dari Pusat Antariksa Naro menyatakan bahwa roket buatan dalam negeri itu telah menyelesaikan semua urutan penerbangannya.
Namun, dia mengungkapkan menempatkan satelit tiruan ke orbit masih menjadi tugas yang belum dapat ditangani.Moon menyebut bahwa mengirim roket ke ketinggian 700 km di luar angkasa merupakan hal yang patut dibanggakan.
Dia berharap uji coba peluncuran Nuri berikutnya, yang dijadwalkan pada Mei tahun depan, dapat mencapai kesuksesan penuh.Ini merupakan uji coba peluncuran pertama Korsel untuk roket buatan dalam negeri mereka yang sepenuhnya dirancang dan dibangun di negara itu.
Korsel telah menginvestasikan hampir 2 triliun won (1 won = Rp11,9) selama satu dekade terakhir untuk secara mandiri mengembangkan wahana peluncuran antariksa, termasuk mesin dan tangki propelan, serta landasan peluncuran dan subsistem wahana peluncuran.
Sekitar 300 perusahaan lokal, termasuk sekitar 30 perusahaan besar yang terdiri dari sekitar 500 orang, berpartisipasi dalam pengembangan roket tersebut yang mampu menempatkan satelit praktis seberat 1,5 ton ke orbit rendah Bumi.Roket ruang angkasa Nuri seberat 200 ton, dengan panjang 47,2 meter dan diameter maksimum 3,5 meter, memiliki konfigurasi empat liquid engine kelas 75 ton di tahap pertama, liquid engine kelas 75 ton di tahap kedua, dan liquid engine kelas 7 ton di tahap ketiga.
Proyek pengembangan roket antariksa buatan dalam negeri tersebut dimulai pada Maret 2010, dan Korsel berhasil melakukan uji coba peluncuran liquid engine kelas 75 ton buatan dalam negerinya, yang dinamai KSLV-TLV, pada November 2018.
KARI berencana melakukan uji coba peluncuran wahana peluncuran antariksa Nuri sebanyak lima kali lagi hingga 2027 mendatang guna memastikan keandalannya.Dalam jangka panjang, KARI berencana meningkatkan kinerja Nuri untuk membawa satelit seberat 2,8 ton ke orbit rendah dengan mengembangkan mesin utama berkinerja lebih tinggi dengan mesin pendorong kelas 82 ton.
Korsel juga menargetkan untuk melakukan uji coba peluncuran wahana peluncuran roket yang telah ditingkatkan sebanyak dua kali pada 2029 dan 2030, dan memastikan kinerja peluncuran wahana penjelajah Bulan seberat 830 kg pada 2030.Pada Januari 2013, Korsel berhasil melakukan uji coba peluncuran wahana peluncur antariksa KSLV-I pertamanya, yang juga dikenal sebagai Naro, tetapi mesin pendorong tahap pertama dari roket dua tahap tersebut dibuat di Rusia.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Seoul. (XHTV)