Inggris melaporkan 91.743 kasus virus corona dalam periode 24 jam terakhir, menandai jumlah harian tertinggi kedua yang pernah tercatat di negara itu.
LONDON, Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson pada Senin (20/12) mengungkapkan pemerintah menahan diri dari “kemungkinan untuk mengambil tindakan lebih lanjut” untuk melindungi kesehatan masyarakat di tengah penyebaran varian Omicron.
Johnson mengaku telah mengikuti data “jam demi jam” dan memperingatkan bahwa aturan masih bisa diperketat pada hari-hari mendatang.
Inggris melaporkan 91.743 kasus virus corona dalam periode 24 jam terakhir, yang menandai jumlah harian tertinggi kedua yang pernah tercatat di negara itu, menambah jumlah total kasus nasional menjadi 11.453.121, tunjuk data resmi yang dirilis pada Senin.
Sebanyak 8.044 kasus baru Omicron terdeteksi di Inggris, menambah total kasus Omicron di negara itu menjadi 45.145, kata Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UK Health Security Agency/UKHSA).
Negara itu juga melaporkan tambahan 44 kematian terkait virus corona, menaikkan jumlah kematian nasional menjadi 147.261.

Sementara itu, sejumlah menteri dilaporkan telah menolak seruan para penasihat ilmiah terkait langkah-langkah baru untuk mengatasi varian Omicron sebelum Natal.
Dilansir The Times, sekitar sepertiga dari kabinet, termasuk PM Johnson dan Menteri Keuangan Rishi Sunak, enggan mendukung pembatasan baru dalam beberapa hari mendatang.
Para ilmuwan penasihat pemerintah Inggris telah memperingatkan bahwa pembatasan tambahan diperlukan “dalam beberapa hari” guna mencegah rumah sakit kewalahan akibat menangani pasien Omicron.
Lebih dari 89 persen orang berusia 12 tahun ke atas di Inggris telah menerima suntikan dosis vaksin pertama dan lebih dari 81 persen telah menerima suntikan kedua, menurut data terbaru. Sekitar 50,4 persen telah menerima dosis suntikan penguat (booster) atau suntikan ketiga. [Xinhua]
