Foto dari udara yang diabadikan pada 20 September 2023 ini memperlihatkan mesin pertanian memanen jagung di sebuah perkebunan di wilayah Youyi, Provinsi Heilongjiang, China timur laut. (Xinhua/Wang Song)
BEIJING, 25 Oktober (Xinhua) — Sekitar 300 ilmuwan dan perwakilan dari bidang pertanian dari seluruh dunia berkumpul di Beijing mulai Selasa (24/10) hingga Rabu (25/10) untuk menghadiri Konferensi Pertanian Lahan Kering Internasional (International Conference on Dryland Agriculture). Konferensi itu diselenggarakan untuk mendorong penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam membangun ekosistem lahan kering yang tangguh dan menjamin ketahanan pangan.
Konferensi itu, yang diselenggarakan oleh Akademi Ilmu Pertanian China (Chinese Academy of Agricultural Sciences/CAAS), Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), serta Kelompok Konsultatif tentang Penelitian Pertanian Internasional (Consultative Group on International Agricultural Research), menargetkan untuk menggenjot penelitian dan inovasi global di bidang pertanian lahan kering.
Presiden CAAS Wu Kongming menyampaikan bahwa pembangunan pertanian lahan kering yang berkelanjutan merupakan hal yang krusial untuk menjamin ketahanan pangan dan nutrisi global, melindungi lingkungan ekologis, mengentaskan kemiskinan, serta meningkatkan mata pencarian masyarakat.
CAAS dan lembaga penelitian ilmiah terkait telah mengembangkan model penanaman dan perlengkapan teknis yang cocok untuk lahan kering, meningkatkan efisiensi pemanfaatan curah hujan di daerah-daerah kering di China utara sebesar tujuh poin persentase, menurut Wu.
Data menunjukkan bahwa lahan kering mencakup 80 persen lebih dari total lahan subur di dunia, meliputi lebih dari 100 negara. Pertanian lahan kering menyediakan 60 persen tanaman di dunia dan menopang 50 persen produksi ternak.
Wu menyebutkan bahwa saat ini, sektor pertanian global menghadapi banyak tantangan, seperti perubahan iklim, bencana alam yang semakin intens, degradasi sumber daya tanah dan air, pertumbuhan permintaan pangan yang stagnan, serta besarnya jumlah penduduk yang menderita akibat kelaparan dan malanutrisi.
Wu menuturkan CAAS menjalin hubungan kooperatif dengan lebih dari 100 negara dan kawasan, serta organisasi internasional, dan akan menjalin kerja sama erat dengan lembaga-lembaga lainnya dari China maupun luar negeri untuk mendorong pembangunan pertanian lahan kering yang berkelanjutan. [Xinhua]