BEIJING – Usianya belum genap satu bulan, namun mahasiswi China ini sudah terbukti menjadi anak ajaib.
Hua Zhibing, mahasiswa pertama China yang didukung teknologi kecerdasan buatan (AI), muncul di Universitas Tsinghua awal bulan ini dan menjadi bintang daring.
Chatbot mirip manusia ini sukses memikat audiens digital sejak vlog pertamanya di platform sosial Sina Weibo memperlihatkan dia berkeliling di sekitar kampus dan memperkenalkan dirinya.
Hua memulai karier pendidikannya di laboratorium komputer universitas. Bakatnya seperti tidak terbatas: dia adalah seorang penyair, pelukis, penari, penulis berita, dan banyak lagi.
“Saya sudah kecanduan sastra dan seni sejak saya lahir. Para ilmuwan tidak hanya memberi saya penampilan dan suara, tetapi juga mengajari saya membuat lagu,” kata Hua dalam vlog itu, seraya menambahkan bahwa dia menciptakan musik latar.
Dikembangkan bersama oleh Akademi Kecerdasan Buatan Beijing, dan perusahaan teknologi Zhipu.AI dan Xiaoice, Hua dibuat berdasarkan model pembelajaran mesin China, Wudao 2.0, yang secara harfiah berarti “pemahaman hukum alam”. Wudao 2.0 dapat memproses 1,75 triliun parameter, memecahkan rekor 1,6 triliun yang sebelumnya ditorehkan model bahasa Switch Transformer AI dari Google.
Teknologi ini membuat Hua tidak hanya tampak hidup dalam penampilan dan cara dia berbicara, tetapi juga memungkinkannya untuk belajar dan bekerja.
“Kami berharap dia bisa terus belajar dan berpikir seperti manusia, dan akhirnya melampaui manusia dalam kecerdasan kognitif,” kata Tang Jie, seorang profesor ilmu komputer yang mengajar mahasiswa AI itu.
Hua saat ini memiliki tingkat kognitif seorang siswa sekolah dasar, tetapi dia cepat matang dan akan menjadi lebih pintar dengan pelatihan secara konstan, tutur Tang. Selain membuat puisi dan menggambar, dia diharapkan menguasai keterampilan seperti pemrograman komputer, menulis kode, dan mendesain halaman web ketika dia lulus.
Para peneliti juga akan menggunakan teknik pembelajaran dalam (deep learning) untuk menyerap berbagai jenis data yang dapat membangun kecerdasan emosionalnya.
“Kami berharap dia dapat memahami kebutuhan emosional dan intelektual manusia,” kata Jia Jia, anggota tim peneliti dan lektor kepala di Tsinghua. “Misalnya, dia bisa beralih ke suara yang lembut saat mengobrol dengan anak-anak.”
Hua diikuti hampir 10.000 pengikut di Weibo dalam waktu kurang dari sebulan. Chatbot AI Microsoft yang berbasis di China, Xiaobing, telah memiliki jutaan penggemar di media sosial Negeri Panda sejak diluncurkan empat tahun lalu.
China telah membuat kemajuan di bidang AI dalam beberapa tahun terakhir, melihatnya sebagai pendorong utama dalam revolusi teknologi dan transformasi industri. Banyak perusahaan dan institusi China telah menggunakan model yang didukung AI di sektor-sektor seperti keuangan, pendidikan, dan kesehatan, untuk menghemat tenaga kerja dan meningkatkan efisiensi. [Xinhua]