BEIJING – China sedang menyusun rencana untuk pengembangan masa depan program luar angkasanya, termasuk eksplorasi asteroid dan sistem Jovian, mengumpulkan sampel dari Mars, dan menjelajahi wilayah kutub Bulan, kata seorang pejabat dari Administrasi Luar Angkasa Nasional China (China National Space Administration/CNSA) pada Sabtu (12/6).
Xu Hongliang, juru bicara CNSA, mengatakan pada konferensi pers yang digelar di Beijing bahwa sekitar tahun 2025 China berencana meluncurkan wahana jelajah untuk mengumpulkan sampel dari asteroid dekat Bumi dan menjelajahi komet dalam satu misi.
China berencana meluncurkan misi pemulangan sampel Mars dan misi eksplorasi sistem Jovian sekitar tahun 2030, papar Xu.
Selain itu, China berencana meluncurkan wahana penjelajah Bulan Chang’e-6 dan Chang’e-7 dalam lima tahun mendatang untuk menjelajahi lingkungan dan sumber daya serta mengumpulkan sampel dari wilayah kutub Bulan, kata Xu.
Pada akhir 2022, China akan telah merampungkan pembangunan stasiun luar angkasanya. Para astronaut dapat tinggal dalam kurun waktu lama di stasiun luar angkasa tersebut untuk melakukan eksperimen ilmiah, imbuh Xu.
“Kita harus mengoordinasikan ilmu pengetahuan luar angkasa, teknologi antariksa, dan penerapan di antariksa, sesuai dengan prinsip yang dapat direalisasikan secara teknis, terjangkau secara finansial, dan berkontribusi secara ilmiah,” tuturnya.
Pengembangan kendaraan peluncuran berat, sistem transportasi luar angkasa yang dapat digunakan kembali (reusable), dan internet satelit juga akan menjadi fokus rencana pengembangan di masa depan, menurut Xu.
CNSA merilis sejumlah foto baru yang diambil oleh wahana penjelajah Mars pertama negara itu, Zhurong, pada Jumat (11/6), yang menandakan keberhasilan penuh misi eksplorasi Mars pertama China.
Xu memaparkan bahwa China telah membuat terobosan baru dalam misi Tianwen-1 negara itu. Tianwen-1, untuk pertama kalinya, berhasil menyelesaikan penerbangan antarplanet, pendaratan mulus, dan penjelajahan di planet luar angkasa.
Penyelesaian orbit, pendaratan, dan penjelajahan di Planet Merah dalam satu misi menunjukkan bahwa China telah menjadi negara terdepan di dunia dalam eksplorasi Mars, kata Xu.
Dia juga mengungkapkan bahwa ini kali pertama China melakukan aktivitas pemantauan dan komunikasi melalui jarak 400 juta km dan memperoleh data ilmiah langsung di Mars. [Xinhua]