BEIJING – Belanja China di layanan infrastruktur komputasi awan (cloud) melonjak 54 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal kedua (Q2) 2021, didukung oleh permintaan lokal yang tinggi seiring dengan transformasi digital, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), dan industri pintar, semuanya masih masuk dalam agenda perusahaan dan pemerintah, demikian menurut laporan industri.
Angka belanja China di layanan infrastruktur cloud mencapai 6,6 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.244) selama periode tersebut, kata perusahaan riset pasar teknologi Canalys.
Alibaba Cloud masih menjadi pemimpin pasar dengan pangsa pasar 34 persen, sementara Huawei Cloud tetap di posisi kedua dengan pangsa pasar 19 persen, papar data dari Canalys.
Didorong oleh keunggulan dalam penerapan di sektor pariwisata, pemerintahan, dan keuangan pintar, Tencent Cloud mencatat percepatan pertumbuhan pada Q2 2021, tumbuh 92 persen (yoy) dan menguasai 18,8 persen pasar negara tersebut.
Baidu AI Cloud berada di tempat keempat dengan pangsa pasar 8 persen setelah mencatatkan pertumbuhan sebesar 49 persen (yoy) pada Q2 2021, tunjuk data tersebut.
Empat penyedia layanan cloud utama di China tersebut menyumbang 80 persen dari total belanja China di sektor itu, papar Canalys. [Xinhua]