Oleh penulis Xinhua Cao Pengyuan, Ren Ke, dan Wang Hao
BEIJING, 5 April (Xinhua) — “Inilah China! Inilah China yang sebenarnya!” pemengaruh (influencer) populer asal Amerika Serikat (AS), IShowSpeed atau yang biasa dikenal sebagai Speed, terkagum-kagum saat melakukan siaran langsung daring (livestream) di kawasan The Bund, Shanghai, dengan latar cakrawala kota yang menampilkan menara ikonis Oriental Pearl Tower dan gedung-gedung pencakar langit modern tepat di depannya.
Dari sana, pencipta konten (content creator) berusia 20 tahun yang memiliki nama asli Darren Jason Watkins Jr. dan dikenal dengan penampilannya yang penuh semangat dan menghibur ini telah menarik lebih dari 38 juta subscriber di platform media sosial YouTube, memulai tur pertamanya di China sejak akhir bulan lalu.
Meski menghadapi kendala bahasa dan jadwal yang padat, IShowSpeed tetap memanjakan para penggemarnya di seluruh dunia dengan livestream tanpa gangguan saat bepergian di jalanan dan gang-gang di China, merasakan sejarah dan budaya China, menikmati beragam masakan dan jajanan khas China, serta berinteraksi dengan para penggemarnya yang antusias dan masyarakat setempat dari berbagai kalangan.
Berbeda dengan gambaran suram dan bahkan kelam seperti yang sering diberitakan oleh beberapa media Barat, tayangan IShowSpeed yang tidak diedit dan tanpa naskah ini menunjukkan China yang ceria, beragam, ramah, dan makmur.
Di kota metropolitan Shanghai, China timur, Speed ikut dalam berbagai kegiatan taman yang meriah bersama penduduk setempat, menikmati penampilan barongsai dan kung fu tradisional, serta menyaksikan secara langsung perkembangan pesat industri mobil listrik di China.
Di Beijing, ibu kota China, Speed mengunjungi Tembok Besar dan Museum Istana, serta melakukan aksi back-flip khasnya, yang mengundang sorak-sorai dari kerumunan orang yang menyambutnya di dua tempat ikonik China tersebut.
Secara khusus, dia juga merasakan pengalaman menaiki kereta peluru berkecepatan tinggi di China. Selama perjalanan, Speed memuji sinyal 5G dan akses internet yang ada di segala penjuru, karena dia dapat melakukan livestream dengan lancar meski saat berada di dalam terowongan jalur kereta.
Jutaan penggemar berbondong-bondong mengunjungi kanal YouTube dia dan menonton livestream tersebut dari China. “Saya mengagumi teknologi dan internet China, serta para penggemar China juga sangat menghargai Speed,” ujar salah satu komentar di YouTube, yang memperoleh lebih dari 900 likes.
Di Provinsi Henan, China tengah, Speed mengunjungi Kuil Shaolin untuk mewujudkan mimpinya sebagai seorang pendekar kung fu. Di sana, seorang mentor kung fu, Master Liang, menyambutnya dengan hangat, mengajari Speed seni bela diri, dan juga berbagi filosofi hidup yang terinspirasi oleh bertahun-tahun menjalani latihan yang penuh perjuangan — “Ini adalah rasa sakit, tetapi ini adalah kehidupan. Ini adalah rasa sakit, tetapi inilah Shaolin. Ini adalah rasa sakit, tetapi inilah Kung Fu. Ini adalah rasa sakit, tetapi ini adalah diri Anda.” — yang menyentuh hati banyak penonton.
Di Chengdu, ibu kota Provinsi Sichuan, China barat daya, Speed meresapi berbagai elemen budaya unik yang disuguhkan oleh kota ini, termasuk Opera Sichuan, hotpot khas Sichuan, akupunktur tradisional, dan berbagai pertunjukan di kedai teh.
“China memiliki budaya yang sangat indah! Saya ingin sekali berkunjung ke sana!” ungkap seorang warganet dari AS di kolom komentar.
Saat dia melakukan livestream di Chongqing, yang juga terletak di China barat daya, Speed menampilkan pemandangan panorama megakota (megacity) yang terkenal dengan suasana futuristiknya. Dia juga menyaksikan pemandangan ajaib kereta ringan yang menembus sebuah gedung di stasiun ikonik Chongqing, melihat arsitektur yang menakjubkan di kota pegunungan ini, dan mengabadikan kehidupan malamnya yang spektakuler.
Dengan latar belakang kanvas siberpunk (cyberpunk) Chongqing yang menampilkan gedung-gedung pencakar langit dan jembatan yang diterangi dengan indah saat malam hari, Speed mengatakan, “Saya belum pernah mengunjungi sebuah negara yang memiliki hal-hal seperti ini. Chongqing sangat indah.”
“China merupakan tempat wisata yang kurang mendapat sorotan. Saya tidak tahu mengapa orang-orang mengabaikan China,” ujarnya, dengan pernyataan ini digaungkan oleh banyak audiensnya yang hidup dalam gelembung propaganda anti-China dari Barat.
“Apakah China sekarang sudah sangat maju? Ini mematahkan pemahaman saya tentang China yang sudah 30 tahun. Saya telah tertipu oleh media arus utama (mainstream) selama bertahun-tahun, dan saya ingin pergi ke China untuk melihatnya,” tulis sebuah komentar.
“Setelah menyaksikan video ini, saya menyadari betapa bodohnya pandangan saya sebelumnya tentang China. Saya telah memutuskan untuk merencanakan perjalanan saya tahun ini ke China. Saya merasa bahwa jika saya tidak pergi ke China, saya akan menyesal seumur hidup saya,” sebut komentar lainnya.
Sejauh ini, lima episode livestream IShowSpeed di China, yaitu Shanghai, Beijing, Henan, Chengdu, dan Chongqing, telah mendapatkan total 35,16 juta penayangan di YouTube, dengan banyak klip video yang menjadi viral di kalangan warganet China maupun global.
Hanya beberapa bulan setelah pertukaran yang membuka jalan antara “pengungsi TikTok” dari Barat dan warganet China di platform media sosial RedNote, tur livestream yang dilakukan oleh IShowSpeed ini menjadi contoh inspiratif lainnya tentang persahabatan antarbangsa antara China dan dunia.
Salah satu komentar di YouTube, yang memperoleh lebih dari 2.700 likes, bertuliskan — “AS menghabiskan miliaran dolar AS terhadap propaganda anti-China, hanya untuk dibalikkan oleh RedNote dan livestream IShowSpeed.”
Tur livestream IShowSpeed juga merupakan contoh penting dari ledakan perjalanan inbound di China setelah kebijakan diberlakukannya kebijakan bebas visa di negara tersebut, yang memicu gelombang kedatangan wisatawan dan pebisnis asing ke China, menjadikan “China Travel” sebagai tren di berbagai platform media sosial.
Pada awal pekan ini, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China juga menanggapi pertukaran semacam itu. “Livestream tanpa putus yang dilakukan para influencer asing ini menampilkan China apa adanya dalam pandangan panorama yang tidak diedit atau diberi filter apa pun.”
“Hal ini sekali lagi memicu antusiasme yang semakin besar terhadap China. Hal ini menunjukkan bahwa pertukaran budaya dan antarbangsa antara China dan negara-negara lain mendapat dukungan yang mendalam dari masyarakat, dan ikatan semacam itu tidak dapat dan tidak akan pernah terputus,” ujar juru bicara Kemenlu China. Selesai