YERUSALEM/GAZA, 11 Februari (Xinhua) — Israel telah memerintahkan militernya bersiap untuk “segala skenario yang mungkin terjadi di Jalur Gaza” setelah Hamas pada Senin (10/2) mengumumkan penyerahan sandera yang dijadwalkan pada Sabtu (15/2) akan ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh kantornya, Israel Katz, menteri pertahanan Israel, mengecam pengumuman Hamas sebagai “pelanggaran total terhadap gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera.”
Katz mengatakan dirinya telah memerintahkan Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) untuk “bersiap pada level kesiapan tertinggi untuk segala skenario yang mungkin terjadi di Gaza dan untuk mempertahankan komunitas-komunitas di dekat daerah kantong tersebut.”
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menggelar pertemuan penilaian situasi dengan para menteri dan pejabat keamanan, lapor situs berita Israel Ynet, mengutip Kantor PM Israel.
![](https://cdn.wartabuana.com/wp-content/uploads/2025/02/hamas2.jpg)
Sebelumnya pada Senin, Abu Obeida, juru bicara sayap bersenjata Hamas Brigade Al-Qassam, dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa selama tiga pekan terakhir, kepemimpinan Hamas memantau kegagalan Israel dalam mematuhi ketentuan-ketentuan kesepakatan gencatan senjata.
Kegagalan tersebut termasuk menunda kembalinya para pengungsi ke Gaza utara serta menjadikan mereka target penyerangan dan penembakan, dan terlebih lagi tidak membawa pasokan bantuan dalam segala bentuknya seperti yang telah disepakati, imbuh pernyataan, seraya menekankan Hamas telah melaksanakan semua kewajibannya.
Oleh karena itu, penyerahan sandera akan ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut dan sampai Israel memastikan kepatuhan terhadap kesepakatan dan memberikan kompensasi selama beberapa pekan terakhir yang berlaku surut, sebut pernyataan itu. “Kami menegaskan komitmen kami terhadap ketentuan-ketentuan kesepakatan selama pihak penjajah berkomitmen terhadapnya,” kata juru bicara itu.
Sementara itu, Direktorat Sandera, Orang Hilang, dan Orang yang Dipulangkan, sebuah badan pemerintah Israel, dalam pernyataannya mengatakan Israel “menuntut implementasi penuh dari kesepakatan tersebut seperti yang tertulis dan memandang setiap pelanggaran dengan sangat serius.”
Perkembangan ini terjadi beberapa jam setelah delegasi Israel kembali dari Qatar, tempat digelarnya pembicaraan tidak langsung mengenai tahap berikutnya dari perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Di bawah gencatan senjata saat ini, yang mulai berlaku pada 19 Januari setelah perang selama 15 bulan, 21 sandera yang terdiri dari 16 warga Israel dan lima warga Thailand dibebaskan dari Gaza sebagai ganti untuk pembebasan ratusan tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel. Dalam tahap pertama dari kesepakatan itu, yang berlangsung selama enam pekan, 33 sandera Israel dan sekitar 2.000 tahanan Palestina diperkirakan akan dibebaskan. Selesai