Kurangnya pasokan telur menimbulkan efek riak yang signifikan di seluruh industri makanan. Banyak toko kelontong telah menerapkan batas pembelian demi mengamankan persediaan.
SACRAMENTO, AS, 26 Februari (Xinhua) — Harga telur di Amerika Serikat (AS) meroket ke level yang belum pernah dicapai sebelumnya, dengan biaya grosir mencapai lebih dari 8 dolar AS (1 dolar AS = Rp16.316) per lusin seiring wabah flu burung yang sangat patogenik (highly pathogenic avian influenza/HPAI) terus menyerang ayam-ayam petelur komersial di berbagai negara bagian.
Menurut laporan terkait ayam dan telur dari Departemen Pertanian AS yang dirilis pada Senin (24/2), jumlah ayam petelur di negara itu merosot menjadi 363 juta ekor pada Januari 2025, atau turun 3,8 persen dibandingkan setahun lalu, menandai level terendah sejak 2016.
Data departemen itu menunjukkan bahwa produksi telur pada Januari mencapai 8,86 miliar butir telur, turun 4,2 persen dari Januari 2024 dan merupakan produksi bulanan terendah sejak merebaknya wabah flu burung pada 2016.
Tinjauan Pasar Telur dari departemen itu mengindikasikan bahwa kelangkaan telur cangkang, yang dahulu terbatas di wilayah tertentu, kini berdampak terhadap sebagian besar pasar utama. Laporan itu menyebutkan bahwa “harga yang ditawarkan di pasar spot terus melampaui penawaran, sering kali hingga 10 kali lipat, dan setiap hari harganya mencetak rekor tertinggi baru.”
Hingga 21 Februari, harga telah melonjak lebih tinggi lagi. Layanan Pemasaran Pertanian Departemen Pertanian AS melaporkan harga grosir untuk telur putih berukuran besar yang dikirim ke pengecer di New York mencapai 8,47 dolar AS per lusin. Di California, harga patokan untuk telur berukuran besar mencapai 9,22 dolar AS per lusin.
Krisis tersebut dipicu oleh wabah HPAI yang sedang menjangkiti ayam-ayam komersial. Laporan Tinjauan Pasar Telur Departemen Pertanian AS mengindikasikan bahwa pada 2025 hingga pertengahan Februari saja, 36 wabah terkonfirmasi di sembilan negara bagian telah mengakibatkan kerugian hingga 26,8 juta unggas.
Sebagian besar dari kerugian ini, yaitu 19 juta ekor atau sekitar 71 persen, terjadi di sistem kandang konvensional, dan 7,8 juta ekor (sekitar 29 persen) lainnya di sistem tanpa kandang.
Kerugian tersebut mewakili 10,4 persen ayam petelur kandang konvensional dan 7,7 persen ayam tanpa kandang nonorganik yang tercatat pada awal 2025.
Dampak tersebut sangat parah pada Januari, dengan Departemen Pertanian AS melaporkan bahwa sekitar 18,8 juta ayam petelur mati pada bulan itu, jumlah terbanyak dalam satu bulan sejak wabah saat ini mulai merebak pada 2022.
Bernt Nelson, seorang ekonom dari Federasi Biro Pertanian Amerika, memperkirakan bahwa 43 juta unggas mati pada Januari dan Februari saja, mewakili 25 persen dari semua unggas yang terdampak sejak wabah itu mulai merebak pada 2022.
Selain tantangan-tantangan yang dihadapi industri tersebut, Departemen Pertanian AS memecat sejumlah karyawan penting yang bekerja di divisi respons federal terhadap wabah flu burung.

Krisis telur menimbulkan efek riak yang signifikan di seluruh industri makanan. Waffle House merupakan jaringan restoran nasional pertama yang menerapkan biaya tambahan sementara pada bulan ini, mengenakan biaya tambahan 50 sen per satu butir telur.
Sementara itu, Denny’s, jaringan restoran bergaya Amerika yang terkenal dengan layanan nonstop 24 jam dan memiliki lebih dari 1.700 gerai, telah mulai mengenakan biaya tambahan untuk telur di beberapa gerainya. Sejumlah besar toko bahan makanan, termasuk Trader Joe’s, Costco, dan Sam’s Club, juga telah menerapkan batas pembelian demi mengamankan persediaan.
Bagi konsumen, krisis tersebut berarti harga akan naik dan masalah ketersediaan berpotensi terjadi. Departemen Pertanian AS melaporkan bahwa para pedagang grosir membatasi pembelian konsumen demi mengamankan stok, tetapi hal ini telah “meningkatkan kesadaran konsumen tentang krisis telur, yang mengarah pada peningkatan aksi borong sehingga semakin mengurangi ketersediaan pasokan.” Selesai