Presiden Dewan Eropa Antonio Costa menegaskan, “Perdamaian adalah sebuah warisan, tetapi juga sebuah tanggung jawab.”
BRUSSEL, 9 Mei (Xinhua) — Eropa pekan ini merayakan 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II, dengan parade dan upacara peletakan karangan bunga yang berlangsung di seluruh benua itu. Kekalahan Fasisme dan Nazisme pada 1945 dirayakan dalam Hari Kemenangan di Eropa atau Victory in Europe (VE) Day, dan sepanjang pekan ini, para pemimpin Eropa menggarisbawahi nilai abadi dari perdamaian dan persatuan.
Di Polandia, perayaan nasional pada Kamis (8/5) memuncak di Distrik Wesola, Warsawa, yang merupakan markas besar Brigade Lapis Baja Tadeusz Kosciuszko Angkatan Darat Polandia. Dalam pidatonya di hadapan tentara, Perdana Menteri (PM) Polandia Donald Tusk bersumpah untuk memperkuat kemampuan pertahanan Polandia dan melindungi negara itu.
Sementara itu, di platform media sosial X, Presiden Polandia Andrzej Duda mengunggah seruan tegas, “Tidak ada lagi perang! Seruan ini harus digaungkan hari ini.” Dia menyerukan agar dunia didasarkan pada “kekuatan hukum” dan bukan “hukum kekerasan,” serta menyebut kenangan Perang Dunia II sebagai pengingat serius akan perlunya menjadi “penjaga perdamaian yang bertanggung jawab.”
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier pada Kamis merefleksikan tanggung jawab Jerman atas perang tersebut dan menyerukan perlindungan persatuan, seraya mengutip berbagai tantangan termasuk meningkatnya kekuatan ekstremis di negara itu. Dia juga menegaskan kembali komitmen Jerman terhadap prinsip-prinsip tatanan internasional pascaperang.
Selain itu, para CEO dari 48 perusahaan besar Jerman, termasuk BASF, Evonik, Siemens, Bayer, dan Deutsche Bank, mengeluarkan pernyataan bersama yang mengakui tanggung jawab historis perusahaan mereka di era Nazi serta menyerukan upaya melawan kebencian, pengucilan, dan antisemitisme.
Menjelang peringatan VE Day pada Rabu (7/5), pertemuan antara kanselir Jerman yang baru terpilih, Friedrich Merz, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris memiliki makna khusus. Kedua pemimpin, yang mewakili negara-negara yang dulunya merupakan musuh bebuyutan, menekankan pentingnya rekonsiliasi Jerman-Prancis.
“Persahabatan Jerman-Prancis adalah sebuah anugerah, anugerah pengampunan dan rekonsiliasi, terutama bagi kami warga Jerman,” kata Merz dalam kunjungan pertamanya ke luar negeri sejak terpilih.
Pada awal pekan ini di Inggris, hampir 30.000 bunga poppy merah dari keramik menghiasi dinding Menara London, yang merepresentasikan hilangnya nyawa selama perang tersebut. Raja Inggris Charles dan Ratu Camilla meninjau parade militer di depan Istana Buckingham, sebagai bagian dari empat hari peringatan yang dimulai pada Senin (5/5).
Di Slovakia, PM Robert Fico pada Selasa (6/5) meletakkan karangan bunga di Pemakaman Militer Tentara Merah di Michalovce, kota yang dibebaskan oleh Tentara Merah Rusia. Sebagai penghormatan kepada para prajurit muda yang mengorbankan nyawa mereka dalam pembebasan Slowakia, Fico menegaskan bahwa kemenangan atas Fasisme adalah perayaan perdamaian dan kehidupan.
Di Belanda, bendera-bendera dikibarkan setengah tiang di seluruh negeri untuk memperingati Hari Peringatan Nasional (National Day of Remembrance). Ribuan orang berkumpul di Amsterdam pada Senin, di mana Raja Belanda Willem-Alexander meletakkan karangan bunga di sebuah tugu peringatan perang. Selain itu, seluruh negeri turut mengheningkan cipta selama dua menit sebagai bentuk penghormatan bagi mereka yang gugur dalam perang.
Peringatan di Italia dimulai lebih awal, pada 25 April, dengan parade Hari Kemerdekaan di Roma, Milan, Florence, dan kota-kota lainnya. Museum dan taman nasional menawarkan tiket masuk gratis untuk umum sebagai bagian dari perayaan itu. Presiden Italia Sergio Mattarella, didampingi oleh PM Giorgia Meloni dan Menteri Pertahanan Guido Crosetto, meletakkan karangan bunga di Makam Prajurit Tak Dikenal di Altar Tanah Air.
“Mempertahankan kebebasan masyarakat Eropa adalah tugas bersama,” tegas Presiden Mattarella. “Kini, kesetaraan, penegakan supremasi hukum, kerja sama, kebebasan dan demokrasi yang sama, telah menjadi kepentingan bersama masyarakat Eropa yang harus dilindungi oleh semua pihak dalam pakta Uni Eropa (UE).”
Di tingkat UE, Parlemen Eropa menandai peringatan ini dalam sebuah sesi pleno yang menghadirkan tiga veteran Perang Dunia II pada Rabu. Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola menegaskan bahwa penghormatan terbaik bagi mereka yang telah mengorbankan nyawanya adalah tekad untuk “tidak akan pernah lagi” mengulangi perang semacam itu.
Presiden Dewan Eropa Antonio Costa menekankan, “Perdamaian adalah sebuah warisan, tetapi juga sebuah tanggung jawab.” Selesai
