BRUSSEL – Komisi Eropa menangguhkan negosiasi perdagangan bebasnya dengan Australia selama sebulan, demikian disampaikan juru bicara eksekutif Uni Eropa (UE) di Brussel pada Jumat (1/10).
Keputusan tersebut muncul di tengah perselisihan antara kedua belah pihak atas keputusan pemerintah Australia membatalkan kesepakatan kapal selam bernilai miliaran euro dengan Prancis dan sebagai gantinya menandatangani perjanjian dengan Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

“Putaran negosiasi berikutnya ditangguhkan selama satu bulan. Menyangkut negosiasi, substansi adalah yang paling utama dibandingkan kecepatan, dan satu bulan tambahan ini akan memungkinkan kami mempersiapkan yang lebih baik untuk putaran berikutnya,” kata juru bicara Komisi Eropa yang bertanggung jawab atas perdagangan Miriam Garcia Ferrer pada konferensi pers, seraya menambahkan bahwa keputusan itu diambil “beberapa hari lalu.”
Ditanya apakah keputusan tersebut merupakan upaya pembalasan UE terhadap Australia, kepala juru bicara Komisi Eropa Eric Mamer menjawab, “UE tidak sedang menghukum siapa pun. Australia adalah mitra UE. Kami sedang membahas negosiasi perdagangan, yang sangat spesifik. Substansi negosiasi ini adalah yang melibatkan lebih banyak upaya, jadi bukan hal yang aneh jika keputusan (penangguhan) seperti itu diambil.”
Garcia Ferrer menegaskan bahwa penangguhan tersebut bukan berarti akhir dari negosiasi, seraya menambahkan bahwa ada beberapa masalah yang tertunda, seperti akses pasar, aturan tentang asal barang, kekayaan intelektual, pengadaan publik, dan pembangunan berkelanjutan.

“Ada cukup banyak pekerjaan yang perlu dilakukan di berbagai area tersebut sehingga kami membutuhkan lebih banyak waktu untuk merenungkan tahap selanjutnya,” katanya.
Pada 2016, Australia menandatangani kesepakatan senilai 90 miliar dolar Australia dengan perusahaan asal Prancis Naval Group yang mayoritas dimiliki negara untuk pembelian 12 kapal selam diesel listrik konvensional. Akan tetapi, Australia bulan lalu membatalkan kesepakatan tersebut sebagai bagian dari aliansi dengan AS dan Inggris yang akan memberi negara itu setidaknya delapan kapal selam bertenaga nuklir. [Xinhua]