TOKYO – Data pemerintah Jepang pada Jumat (30/7) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di negara itu turun menjadi 2,9 persen pada Juni, menunjukkan pemulihan dalam bidang ketenagakerjaan di restoran dan peretail yang terdampak parah oleh pandemi COVID-19, dengan status darurat dicabut di sejumlah wilayah, seperti diberitakan oleh media lokal.
Tingkat pengangguran yang disesuaikan secara musiman turun dari 3 persen pada Mei, atau membaik untuk kali pertama sejak Maret, menurut Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang.
Selain itu, Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan, dan Kesejahteraan Jepang menyampaikan rasio ketersediaan pekerjaan naik menjadi 1,13 dari 1,09 pada bulan sebelumnya, yang mengindikasikan bahwa terdapat 113 lowongan pekerjaan untuk setiap 100 pencari kerja.
Jepang telah mencabut status darurat, yang meminta restoran tutup lebih awal dan warga agar tidak bepergian untuk keperluan yang tidak penting, di sembilan prefektur termasuk Tokyo.
Namun, Tokyo menerapkan kembali status darurat pada pertengahan Juli hingga akhir Agustus akibat lonjakan kasus penularan COVID-19, dan saat ini empat prefektur lainnya diproyeksikan akan ditambahkan ke aturan itu, yang mengaburkan prospek sektor perekrutan tenaga kerja.
Dengan angka yang tidak disesuaikan untuk faktor musiman di bulan yang sama, jumlah warga yang menganggur naik 110.000 dari setahun sebelumnya menjadi 2,06 juta, tetapi warga yang bekerja juga meningkat 220.000 menjadi 66,92 juta, kata kementerian tersebut.
Sektor akomodasi dan layanan restoran, yang terdampak parah oleh pandemi, melaporkan pertumbuhan jumlah pekerja secara tahunan (year on year) untuk kali pertama dalam 18 bulan, yakni naik 130.000 dari setahun sebelumnya menjadi 3,82 juta.
Bidang grosir dan retail menunjukkan peningkatan 490.000 dari setahun sebelumnya menjadi 10,71 juta, atau lonjakan jumlah pekerjaan terbesar dibanding lainnya. [Xinhua]