LONDON, Kaum tunawisma di Amerika Serikat (AS) harus bergulat dengan lonjakan harga bensin setelah dampak ekonomi dari krisis Ukraina meluas, lapor The Guardian.
Harga bensin naik tajam selama setahun terakhir dan diperkirakan akan terus menanjak karena krisis yang masih berlangsung itu semakin mengganggu pasokan minyak, menurut surat kabar Inggris tersebut pada Rabu (2/3).
Mengutip organisasi otomotif American Automobile Association, surat kabar tersebut menulis harga satu galon bensin rata-rata mencapai 3,6 dolar AS (1 dolar AS = Rp14.373) di AS pada Selasa (1/3), naik dari 2,7 dolar AS setahun yang lalu.
Kenaikan harga ini “secara tidak proporsional merugikan warga Amerika yang berpenghasilan rendah,” lanjut The Guardian.
Louie Vashiomiattii, yang tinggal di Negara Bagian Washington, mengatakan kepada The Guardian bahwa dirinya pindah ke mobil vanmiliknya sekitar dua bulan yang lalu karena tidak mampu membayar sewa apartemen baru.
“Ini adalah hal paling menekan yang saya hadapi setiap hari,” tutur Vashiomiattii. “Saya tidak menyadari berapa ongkos bensin saat saya pindah ke mobil vansaya.”
Pria itu menghabiskan biaya sekitar 40 dolar AS sehari untuk bensin, dengan sebagian besar dari bahan bakar tersebut digunakan untuk menjaganya tetap hangat di musim dingin, lanjut The Guardian. [Xinhua]