Di tengah krisis ekonomi, pemerintah Sri Lanka memutuskan untuk menangguhkan pembayaran utang normal untuk semua utang yang terdampak selama periode interim.
KOLOMBO, Kementerian Keuangan Sri Lanka pada Selasa (12/4) mengatakan pemerintah telah memutuskan untuk menangguhkan pembayaran utang normal untuk semua utang yang terdampak selama periode interim sampai negara itu dapat menyusun program restrukturisasi yang rapi dan konsensual dengan dukungan Dana Moneter Internasional (IMF).
Dalam pernyataannya, kementerian itu mengatakan pembayaran utang akan direstrukturisasi sesuai dengan program penyesuaian ekonomi yang didukung oleh IMF, yang akan berlaku bagi seluruh pembayaran utang.
Namun demikian, disebutkan bahwa fasilitas kredit dan jumlah telah yang dicairkan di bawah fasilitas kredit yang sudah ada tidak dicakup oleh kebijakan ini dan akan dibayarkan secara normal.
Kementerian itu mengatakan para kreditur, termasuk pemerintah negara asing yang telah memberikan pinjaman kepada negara di Asia Selatan itu, bebas untuk memanfaatkan pembayaran bunga yang harus mereka bayar mulai Selasa sore waktu setempat atau memilih pengembalian dalam mata uang rupee Sri Lanka.
Saat ini, Sri Lanka sedang mengalami krisis ekonomi parah yang melibatkan krisis valuta asing, bahan bakar, dan pasokan esensial lainnya serta kenaikan inflasi. [Xinhua]