Sri Lanka mencatat penurunan remitansi pekerja sebesar 50 persen. Pariwisata dan remitansi pekerja merupakan sumber vital pendapatan mata uang asing bagi negara tersebut.
KOLOMBO, Sri Lanka menerima total remitansi pekerja sebesar 248,9 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp14.661) pada April lalu, merosot lebih dari 50 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut bank sentral Sri Lanka pada Minggu (22/5).
Antara Januari dan April 2021, Sri Lanka menerima total remitansi pekerja sebesar 2,38 miliar dolar AS, yang turun menjadi 1,03 miliar dolar AS pada tahun ini, menurut pihak bank sentral.
Sementara itu, antara Januari dan April 2022, negara tersebut meraup 626,4 juta dolar AS dari sektor pariwisata, melonjak dari 36 juta dolar AS dalam periode yang sama tahun lalu.
Pariwisata dan remitansi pekerja merupakan sumber vital pendapatan mata uang asing bagi Sri Lanka.
Negara di Asia Selatan tersebut menerima total remitansi senilai 5,5 miliar dolar AS pada 2021, turun 23 persen dari 7,1 miliar dolar AS pada 2020.
Sri Lanka menyambut lebih dari 2,3 juta kedatangan wisatawan pada 2018, yang menjadi rekor tertinggi dalam sejarah negara tersebut. Jumlah itu merosot menjadi 1,9 juta pada 2019 menyusul serangan bom Minggu Paskah.
Pada 2020 dan 2021, angka itu menurun drastis akibat pandemi COVID-19. [Xinhua]