SYDNEY – Badan serikat pekerja tertinggi Australia menyuarakan kemarahannya atas keputusan pemerintah yang secara tiba-tiba membatalkan kesepakatan kapal selam dengan Prancis demi mendukung pembangunan kapal selam nuklir.
Dewan Serikat Pekerja Australia (Australian Council of Trade Unions/ACTU) mengatakan bahwa perjanjian AUKUS yang baru dengan Amerika Serikat dan Inggris telah merampok “pekerjaan yang layak bagi beberapa generasi ke depan” di sektor manufaktur dan pembuatan kapal Australia, sebut laporan surat kabar Sydney Morning Herald pada Selasa (28/9).
Laporan tersebut mengatakan kesepakatan Australia sebelumnya dengan Naval Group Prancis mencakup perjanjian bahwa pekerjaan senilai setidaknya 60 persen dari nilai kontrak akan dilakukan di Australia, sedangkan kesepakatan AUKUS tidak mungkin melibatkan pekerjaan lokal sebanyak itu karena reaktor nuklir yang diperkaya akan tiba dengan kondisi sepenuhnya jadi.
Selain itu, waktu untuk melepas kapal selam nuklir pertama ke perairan jauh lebih lama daripada waktu yang dijadwalkan bagi kapal selam di bawah kesepakatan Prancis.
“Kami kecewa dengan pembatalan ‘mendadak dan brutal’ atas kontrak Naval Group Australia (NGA) dengan pemerintah, yang membuat ribuan pekerjaan terancam,” urai laporan itu mengutip pernyataan Sekretaris Asisten ACTU Scott Connolly dan Sekretaris Nasional Asisten Serikat Pekerja Manufaktur Australia Glenn Thompson.
“Keputusan ini merupakan ‘tindakan pengkhianatan’ dan merampok pekerjaan yang layak untuk beberapa generasi ke depan dari komunitas manufaktur dan pembuatan kapal,” tutur mereka.
Kedua pemimpin serikat pekerja itu juga mengecam pemerintah yang tidak berkonsultasi dengan perwakilan para pekerja yang terimbas sebelum memutus kesepakatan dengan Prancis. Mereka juga mengeluhkan “begitu menggelisahkannya” ketiadaan detail terkait kesepakatan baru ini maupun dampaknya bagi tenaga kerja galangan kapal angkatan laut. [Xinhua]