WELLINGTON – Bantuan kesehatan mental sedang digulirkan ke lima komunitas di Pulau Selatan, Selandia Baru, yang terdampak parah akibat tidak adanya wisatawan internasional.
Menteri Pariwisata Selandia Baru Stuart Nash pada Kamis (15/7) mengumumkan detail tentang bagaimana operator dan komunitas pariwisata dapat mengakses bantuan yang diumumkan pada Mei itu sebagai bagian dari bantuan “Komunitas Pariwisata: Dukungan, Pemulihan, dan Rencana Pengaturan Ulang” pemerintah senilai 200 juta dolar Selandia Baru (1 dolar Selandia Baru = Rp10.165).
“Bisnis, pekerja, dan keluarga mereka di sejumlah tujuan wisata kami menghadapi tantangan akibat ditutupnya perbatasan yang dirancang untuk menjaga keamanan Selandia Baru. Bantuan dalam Rencana Komunitas Pariwisata itu memungkinkan keputusan tentang sumber daya dan layanan kesehatan dibuat oleh mereka yang berada di jantung komunitas itu sendiri,” kata Nash dalam sebuah pernyataan.
Kesepakatan saat ini telah dibuat dengan Dewan Kesehatan Distrik (District Health Boards/DHB) di bagian selatan pulau tersebut untuk memberikan bantuan penting ini kepada komunitas regional, kata Nash.
DHB akan menyediakan berbagai layanan dan inisiatif kesehatan mental di tingkat lokal. Mereka akan bekerja sama dengan komunitas untuk memutuskan apa yang dibutuhkan dan bagaimana bantuan itu disampaikan, katanya. Nash juga mengatakan bahwa pekerjaan terkait inisiatif bantuan bisnis lebih lanjut di lima komunitas tersebut sedang berlangsung, dan informasi lebih rinci tentang kriteria kelayakan kini telah tersedia.
“Setiap komunitas saat ini memiliki entitas utama untuk mengelola layanan bantuan bisnis, dan perekrutan sedang berlangsung secara lokal untuk mendukung mereka. Inisiatif tersebut termasuk bantuan penasihat bisnis, hibah untuk mengimplementasikan saran tersebut, dan dana awal. Semuanya berjalan sesuai rencana untuk tersedia mulai akhir bulan depan,” katanya. [Xinhua]