Seorang penari berinteraksi dengan seorang anak perempuan dalam pertunjukan tari tradisional Bali di Garuda Wisnu Kencana Cultural Park di Kabupaten Badung, Provinsi Bali, pada 10 Juli 2022. (Xinhua/Xu Qin)
Para wisatawan mancanegara (wisman) mulai kembali datang ke Bali sejak Februari setelah ditangguhkan selama lebih dari dua tahun akibat pandemi virus corona.
JAKARTA, 24 Agustus (Xinhua) — Sektor pariwisata di pulau dewata Bali terus pulih dari pandemi COVID-19 terlepas dari kemunculan kembali penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia.
Para wisatawan mancanegara (wisman) mulai kembali datang ke Bali sejak Februari setelah ditangguhkan selama lebih dari dua tahun akibat pandemi virus corona.
Pemerintah Indonesia baru-baru ini menyatakan optimismenya mengenai target keseluruhan 3,6 juta kunjungan wisman ke negaranya pada tahun ini, kendati negara ini masih berjuang menangani PMK, yang muncul kembali pada April.
PMK, yang menyebabkan kepincangan ekstrem dan kematian pada semua hewan berkuku belah (cloven-hoof) seperti sapi, domba, dan kambing, mengganggu industri peternakan di Indonesia.
Penyakit ini menyebar di 24 provinsi dengan lebih dari 500.000 ekor hewan ternak terinfeksi dan lebih dari 6.000 ekor hewan mati, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Seorang pria berselancar di dekat Tanah Lot di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, pada 18 Desember 2021. (Xinhua/Xu Qin)
Negara-negara tetangga Indonesia, termasuk Australia dan Selandia Baru, khawatir dengan kondisi tersebut dan memberlakukan anjuran perjalanan (travel advisory) bagi warganya karena PMK dapat menyebar melalui transfer mekanis melalui fomites (permukaan yang terkontaminasi), selain melalui kontak langsung dengan hewan, produk yang berasal dari hewan, serta melalui jalur udara.
Namun, peringatan tersebut tidak menghalangi para wisatawan dari negara-negara tersebut untuk mengunjungi Bali, salah satu destinasi wisata terbaik dunia.
Dalam wawancara baru-baru ini bersama Xinhua, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjokorda Bagus Pemayun mengatakan bahwa rata-rata jumlah wisman yang tiba di pulau itu mencapai 9.000 orang per hari dan angka itu termasuk turis yang terbang dari Australia dan Selandia Baru.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali, dikatakan Pemayun, telah mengambil sejumlah langkah tegas dan membentuk satuan tugas khusus untuk membendung penyebaran PMK di wilayahnya.
“Di setiap pelabuhan, pihak berwenang menerapkan langkah-langkah biosekuriti. Mereka juga menutup sementara semua pasar lokal yang menjual hewan berkuku belah,” katanya.
Data yang diperoleh dari BNPB menunjukkan bahwa Bali mencatat nihil kasus terkonfirmasi baru PMK sejak awal Agustus. Media lokal melaporkan bahwa lebih dari 500 ekor sapi yang terinfeksi penyakit tersebut telah disembelih oleh pihak berwenang dan memberikan kompensasi kepada peternak.
Badan tersebut juga melaporkan bahwa populasi ternak di pulau itu diperkirakan berjumlah sekitar 990.000 ekor dan lebih dari 57.000 ekor saat ini telah disuntik vaksin untuk melawan PMK.
Pemayun mengatakan bahwa Pemprov Bali terus mempercepat program vaksinasi pada hewan ternak dan menerapkan kebijakan karantina wilayah (lockdown) karena penyakit tersebut memiliki konsekuensi yang parah terhadap kesehatan dan perdagangan hewan.
Manajemen Bandar Udara Internasional I Ngurah Rai Bali memberlakukan langkah-langkah biosekuriti, seperti memasang alas sanitasi sepatu bagi penumpang karena PMK diperkirakan akan memasuki tahap endemik di Indonesia. [Xinhua]