Petani memanen padi di Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah, pada 7 Juni 2023. (Xinhua/Bram Selo)
Pemerintah Indonesia akan menyalurkan beras dan Bantuan Langsung Tunai untuk menjaga daya beli masyarakat, stabilitas harga, dan tingkat inflasi.
Oleh Wang Aona, Nurul Fitri Ramadhani
JAKARTA, 5 November (Xinhua) — Fenomena El Nino ekstrem di Indonesia telah mengganggu produksi beras di negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara tersebut, yang terpaksa melakukan impor untuk mengamankan stok dalam negeri.
Kekeringan berkepanjangan yang mengakibatkan rendahnya produksi beras mendorong harga beras melambung tinggi, hal ini dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Yanto, pemilik warung tegal (warteg), warung makan yang menjual aneka makanan murah, di Jakarta Timur, mengatakan, keuntungan usahanya menurun drastis sejak Agustus lalu.
Karena sebagian besar pelanggannya adalah masyarakat kelas bawah, dia mengaku tidak bisa menaikkan harga jual. Dia akhirnya memilih mengurangi porsi nasi yang disajikannya kepada pelanggan.
“Saya punya banyak pelanggan karena saya menjual makanan murah. Kalau saya menaikkan harga, mereka akan pergi. Namun meski saya sudah mengurangi porsinya, itu tidak terlalu membantu. Saya kehilangan keuntungan sekitar 1 juta rupiah setiap bulannya,” ujar Yanto kepada Xinhua, pada Kamis (2/11).
Fenomena El Nino yang kuat biasanya juga menyebabkan berkurangnya curah hujan bagi tanaman yang memerlukan banyak air. Hal ini khususnya terjadi di Asia, di mana nasi merupakan makanan pokok bagi kebanyakan orang.
Ketua Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso, Rabu (1/11), mengatakan kepada media setempat bahwa pasokan gabah pada akhir tahun ini masih jauh dari kebutuhan penggilingan nasional. Tidak dapat dipungkiri, beberapa tempat penggilingan memilih menghentikan produksi sampai pasokan kembali normal.

Seorang warga setempat yang membawa ember berjalan untuk mengambil air dari reservoir air tanah buatan di tengah sawah yang mengalami kekeringan di Desa Rawa Bogo, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, pada 21 Agustus 2023. (Xinhua/Veri Sanovri)
Masa kelangkaan beras juga diperkirakan akan lebih lama dari biasanya. Akibatnya, tingginya harga beras akan semakin lama dirasakan masyarakat, kata Alimoeso.
Arief Prasetyo Adi, Pelaksana Tugas (Plt.) Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Republik Indonesia (RI), mengonfirmasi pada pertengahan Oktober lalu bahwa dampak El Nino mengurangi produksi beras Indonesia sebesar 1,2 juta ton, dari target produksi tahun ini sebesar 30 juta ton.
Produksi beras yang terganggu juga turut berkontribusi terhadap meningkatnya laju inflasi. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) RI, indeks harga konsumen tercatat mencapai 2,56 persen secara tahunan (year on year) pada Oktober, naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,28 persen, yang disebabkan oleh kenaikan harga-harga kebutuhan pokok seperti beras.