WASHINGTON – Peningkatan permintaan impor di China dan kenaikan harga pangan global memicu pemulihan di sektor pertanian Amerika Serikat (AS) yang sempat terdampak parah oleh perang dagang AS dengan China, menurut laporan Financial Times.
“Perang dagang dengan China pada masa mantan presiden AS Donald Trump membuat para petani Amerika bergantung pada bantuan pemerintah untuk bertahan hidup,” kata laporan itu pada Senin (7/6). “Namun, China saat ini menjadi inti dari berubahnya nasib para petani.”
“Peningkatan permintaan dari China, seiring dengan kendala pasokan jagung dan kedelai yang diakibatkan oleh kekeringan di Brasil, telah menyebabkan lonjakan harga pangan global dan memberikan dorongan lebih lanjut bagi petani Amerika,” katanya.
Mengutip perkiraan dari Departemen Pertanian AS (US Department of Agriculture/USDA), laporan itu mengatakan AS diperkirakan akan mengekspor produk pertanian senilai 37,2 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.262) ke China pada 2021, menyumbang 23 persen dari total ekspor pertanian AS.
Dalam Prospek Perdagangan Pertanian AS mereka yang diterbitkan pada Mei, USDA memperkirakan China akan masih menjadi pasar terbesar untuk ekspor pertanian AS di tahun fiskal 2021, diikuti oleh Kanada dan Meksiko. [Xinhua]