BEIJING – Perdagangan jasa China naik 9,4 persen secara tahunan (year on year/yoy) hingga menembus 3,27 triliun yuan (1 yuan = Rp2.215) dalam delapan bulan pertama tahun ini, demikian menurut Kementerian Perdagangan China pada Minggu (3/10).
Dari jumlah itu, ekspor jasa mencapai sekitar 1,55 triliun yuan, naik 25,3 persen (yoy), dan impor jasa tercatat di angka 1,72 triliun yuan, turun 1,8 persen (yoy).
China mencatatkan penurunan tajam dalam defisit perdagangan jasa selama periode tersebut karena pertumbuhan ekspor perdagangan jasa melampaui impor sebesar 27,1 poin persentase.
Dalam delapan bulan pertama, defisit perdagangan jasa mencapai 171,67 miliar yuan, 515,62 miliar yuan lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu, tunjuk data kementerian itu.
Kendati demikian, dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019, perdagangan jasa merosot 8,4 persen, dengan ekspor jasa naik 22,6 persen dan impor jasa turun 25,4 persen.
Pada Agustus saja, perdagangan jasa di negara itu mencapai 462,47 miliar yuan, naik 24,8 persen (yoy).
Perdagangan dalam layanan intensif pengetahuan melonjak pada periode Januari-Agustus mencapai hampir 1,48 triliun yuan, naik 12 persen (yoy). Angka tersebut menyumbang 45,1 persen dari total perdagangan jasa.
Ekspor layanan intensif pengetahuan meningkat 16 persen dari tahun lalu menjadi 803,82 miliar yuan, menyumbang lebih dari separuh total ekspor jasa, sementara impor layanan intensif pengetahuan naik 7,5 persen menjadi 671,6 miliar yuan.
Perdagangan jasa perjalanan terus menurun, kata Kementerian Perdagangan China.
Pada periode Januari-Agustus, perdagangan jasa perjalanan turun 30,1 persen (yoy) menjadi 506,48 miliar yuan mengingat negara-negara di seluruh dunia terus mengambil langkah-langkah tegas untuk membatasi pergerakan lintas batas masyarakat.
China telah mengambil banyak langkah untuk memperluas keterbukaan industri jasa dan berjanji akan melakukan lebih banyak upaya guna mendorong keterbukaan perdagangan jasa ke level yang lebih tinggi. [Xinhua]