BEIJING – Total impor dan ekspor China tumbuh 22,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 28,33 triliun yuan (1 yuan = Rp2.201) pada tiga kuartal pertama 2021, demikian ditunjukkan data resmi pada Rabu (13/10).
Angka tersebut menandai kenaikan sebesar 23,4 persen dari level praepidemi pada 2019, menurut Administrasi Umum Bea Cukai China.
Baik ekspor maupun impor terus mengalami pertumbuhan dua digit selama sembilan bulan pertama tahun ini, masing-masing melonjak 22,7 persen dan 22,6 persen dari setahun sebelumnya.
Pada periode Januari-September, perdagangan yang dilakukan China dengan tiga mitra perdagangan teratasnya, yaitu Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Uni Eropa (UE), dan Amerika Serikat (AS), masih mencatat pertumbuhan yang kuat.
Selama periode tersebut, tingkat pertumbuhan nilai perdagangan China dengan tiga mitra dagangnya itu masing-masing tercatat di angka 21,1 persen, 20,5 persen, dan 24,9 persen.
Perdagangan yang dilakukan China dengan negara-negara di sepanjang Sabuk dan Jalur Sutra naik 23,4 persen (yoy) pada periode yang sama. Sementara perdagangan yang dilakukan negara itu dengan para anggota Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) meningkat 19,3 persen, menurut data bea cukai.
Perusahaan-perusahaan swasta mencatat kenaikan impor dan ekspor sebesar 28,5 persen menjadi 13,65 triliun yuan pada sembilan bulan pertama tahun ini, menyumbang 48,2 persen terhadap total impor dan ekspor China.
Impor dan ekspor dari perusahaan-perusahaan milik negara naik 25,1 persen menjadi 4,35 triliun yuan selama periode tersebut.
Ekspor produk mekanis dan listrik, serta obat-obatan dan material obat, mencatat pertumbuhan yang kuat di tiga kuartal pertama tahun ini. Ekspor mobil melonjak 107 persen (yoy) pada periode itu, sedangkan ekspor obat-obatan dan material obat naik 108 persen.
Pada bulan September saja, impor dan ekspor China melonjak 15,4 persen (yoy), 3,5 poin persentase lebih lambat dibanding Agustus, menurut data tersebut. [Xinhua]