BERLIN – Penjualan BMW di China meningkat 42 persen pada paruh pertama (H1) tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya, dengan 467.956 kendaraan dikirim di pasar tunggal terpenting BMW itu, demikian diungkap produsen mobil Jerman tersebut pada Selasa (3/8).
Setelah membukukan penjualan kuartal pertama (Q1) yang kuat, BMW terus “berkinerja sangat baik” di kuartal kedua (Q2), kata pihak perusahaan.
Saat ini, BMW Group memperkirakan pasar mobil China akan tumbuh 10,3 persen sepanjang tahun ini. Penjualan BMW di pasar dalam negeri Eropa naik 35,4 persen menjadi total 504.834 kendaraan pada H1 2021. Pada periode yang sama, pengiriman di Amerika Serikat pulih sebesar 52 persen menjadi 184.436 unit.
Total pengiriman merek BMW, MINI, dan Rolls-Royce pada H1 naik hampir 40 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 1.339.047 kendaraan, yang mencetak rekor penjualan baru, menurut BMW.
Pendapatan BMW Group naik 28,1 persen (yoy) dan mencapai 55,36 miliar euro (1 euro = Rp17.064) pada H1 2021. Sementara itu, laba bersih melonjak menjadi 7,6 miliar euro, naik dari 362 juta euro pada H1 2020, ujar pihak perusahaan.
Perusahaan tersebut diuntungkan oleh permintaan yang kuat, “memungkinkan kami untuk mencapai pertumbuhan yang signifikan,” ujar Chief Executive Officer (CEO) BMW Group Oliver Zipse dalam sebuah pernyataan. Namun, akibat terkendalanya pasokan semikonduktor yang terus berlanjut, pertumbuhan pada paruh kedua tahun ini kemungkinan akan “lebih fluktuatif.”
Berasumsi bahwa baik pandemi COVID-19 maupun situasi pasokan semikonduktor tidak akan memburuk secara signifikan, sekaligus mengandalkan harga bahan baku yang stabil, BMW Group memperkirakan bisnis akan tumbuh dengan positif secara keseluruhan. [Xinhua]